Gapri Minta MUI Bijaksana

Gapri Minta MUI Bijaksana
Gapri Minta MUI Bijaksana
JAKARTA- Kalangan pengusaha rokok Indonesia mengharapkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersikap objektif dan arif, dalam sidang Ijtima'

yang rencananya bakal digelar Januari mendatang. Harapan tersebut diungkapkan oleh Ketua Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia

(GAPPRI), Ismanu Soemiran kepada pers di Kantor Gappri, Kebon Kacang, Jakarta (22/12).

"Diakui atau tidak, jutaan masyarakat kita hidupnya tergantung pada industri ini. Kebanyakan diantara mereka adalah saudara-saudara kita

muslim," kata Ismanu. Dijelaskannya, berdasarkan kajian Input-Output 2005 dalam laporan susenas 2007, dalam klasifikasi 66 sektor menunjukkan bahwa sektor tembakau berada pada rangking 10 dengan nilai keterkaitan sebesar 0,96 persen. Artinya, bahwa tembakau dan Industri Hasil Tembakau (IHT) memiliki peranan penting dan strategis dalam kontribusi perekonomian.

"Angka diatas belum termasuk pendapatan cukai yang didapat pemerintah yang nilainya triliunan," ujarnya. Dari segi tenaga kerja yang terlibat, Industri tembakau dari hulu (petani tembakau) hingga hilirnya (IHT) banyak menyerap tenaga kerja. Berdasarkan catatan Gappri sebanyak 6.1 juta orang tenaga kerja terlibat langsung  dalam industri ini. Bila masing-masing tenaga kerja menghidupi 4 orang, berarti tak kurang 30,5 juta jiwa penghidupannya menggantungkan diri atas mengepulnya industri ini.

JAKARTA- Kalangan pengusaha rokok Indonesia mengharapkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersikap objektif dan arif, dalam sidang Ijtima' yang rencananya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News