Gapri Minta MUI Bijaksana
Senin, 22 Desember 2008 – 16:00 WIB
JAKARTA- Kalangan pengusaha rokok Indonesia mengharapkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersikap objektif dan arif, dalam sidang Ijtima' yang rencananya bakal digelar Januari mendatang. Harapan tersebut diungkapkan oleh Ketua Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia
(GAPPRI), Ismanu Soemiran kepada pers di Kantor Gappri, Kebon Kacang, Jakarta (22/12).
Baca Juga:
"Diakui atau tidak, jutaan masyarakat kita hidupnya tergantung pada industri ini. Kebanyakan diantara mereka adalah saudara-saudara kita
muslim," kata Ismanu. Dijelaskannya, berdasarkan kajian Input-Output 2005 dalam laporan susenas 2007, dalam klasifikasi 66 sektor menunjukkan bahwa sektor tembakau berada pada rangking 10 dengan nilai keterkaitan sebesar 0,96 persen. Artinya, bahwa tembakau dan Industri Hasil Tembakau (IHT) memiliki peranan penting dan strategis dalam kontribusi perekonomian.
Baca Juga:
"Angka diatas belum termasuk pendapatan cukai yang didapat pemerintah yang nilainya triliunan," ujarnya. Dari segi tenaga kerja yang terlibat, Industri tembakau dari hulu (petani tembakau) hingga hilirnya (IHT) banyak menyerap tenaga kerja. Berdasarkan catatan Gappri sebanyak 6.1 juta orang tenaga kerja terlibat langsung dalam industri ini. Bila masing-masing tenaga kerja menghidupi 4 orang, berarti tak kurang 30,5 juta jiwa penghidupannya menggantungkan diri atas mengepulnya industri ini.
JAKARTA- Kalangan pengusaha rokok Indonesia mengharapkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersikap objektif dan arif, dalam sidang Ijtima' yang rencananya
BERITA TERKAIT
- Siswa di Makassar Diberi Hadiah Jika Menghabiskan Makan Bergizi Gratis
- 4 Orang Tewas Dalam Insiden Kecelakaan Bus Pariwisata di Kota Batu
- Gus Ipul Pastikan Kebutuhan Dasar Warga Miskin Terpenuhi
- Kaltim Siap Jadi Garda Terdepan Kemajuan Bangsa Indonesia
- Pemkot Serang Perpanjang Pendaftaran PPPK Tahap Kedua
- DPRD DKI Minta PAM JAYA Prioritaskan Kepuasan Pelanggan