Gara-Gara Anjing Rabies, Dua Nyawa Melayang

jpnn.com - SAMPIT - Teror anjing rabies masih menghantui warga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah. Dua warga meninggal dunia akibat kasus gigitan anjing rabies. Korban diketahui merupakan warga pelosok yang terlambat mendapatkan penanganan.
Kepala Dinas Kesehatan Kotim Faisal Novendra Cahyanto mengatakan, lambatnya penanganan terjadi karena keluarga korban tak tahu bahaya gigitan anjing rabies. Selain itu, masa inkubasi rabies yang lama juga menjadi alasan korban tak segera mendapatkan vaksinasi anti rabies (VAR).
”Masa inkubasi rabies cukup lama, bisa sampai tiga bulan baru menunjukkan manifestasi klinik, biasanya membuat pasien atau keluarga terutama yang tidak tahu bahaya gigitan anjing tidak segera melaporkan ke petugas kesehatan terdekat,” kata Faisal seperti dikutip dari Radar Sampit (Grup JPNN), Minggu (28/6).
Menurut Faisal, rendahnya minat masyarakat memvaksinasi anjing peliharaannya di pelosok juga menjadi penyebab utama rabies cepat berkembang di pelosok daripada di kota. Di kota, minat vaksinasi terhadap hewan peliharaan sangat tinggi, sehingga kalau pun terjadi kasus gigitan, sebagian besar bisa tertangani dan tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
”Begitu juga tindakan preventif terhadap anjing peliharaan. Cakupan vaksinasi anjing peliharaan kemungkinan lebih tinggi dan mudah di perkotaan. Silakan cek di dinas terkait. Dari dua kasus gigitan yang terjadi, semua anjing peliharaan,” katanya.
Seperti diketahui, Jumat (26/6), Tari (8), warga Desa Tumbang Batu, Kecamatan Antang Kalang, menjadi korban keganasan anjing gila. Bocah tersebut digigit anjing pada kaki sebelah kanannya. Pihak keluarga tak mengetahui gejala demam yang diderita anak mereka merupakan gejala rabies. Karena itu, keluarga korban tak segera membawa ke rumah sakit. Merasa penyakit anak tak kunjung sembuh, keluarga pun membawa ke Rumah Sakit Umum dr Murjani Sampit, Kamis (26/6) pagi.
Saat sampai rumah sakit, korban sudah menunjukan gejala umum rabies, yakni demam, fotophobia atau takut suasana gelap, sakit tenggorokan dan hydrophobia atau takut air.
Maret lalu, Aldi (7), warga Desa Tilap, Kecamatan Mentaya Hulu, juga digigit anjing. Aldi, mengalami luka parah di pelipis kiri, dan meninggal dunia pada 14 Maret.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian Peternakan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (DP3KP) Kotim Endrayitno mengatakan, dalam sebulan terakhir pihaknya masih menerima sedikitnya 60 kasus gigitan anjing.
SAMPIT - Teror anjing rabies masih menghantui warga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah. Dua warga meninggal dunia akibat kasus
- Pemkot Denpasar Dinilai Berkinerja Tinggi dalam Pemerintahan Daerah
- Pesan Bupati Bulungan ke 1.485 PPPK: Hindari Perbuatan Asusila
- Cegah Dampak Buruk Dengue, Pemkab Minut Gencarkan Vaksinasi DBD
- Taj Yasin Sambut Panitia Waisak-Thudong: Wujud Toleransi & Kepedulian Lintas Iman di Jateng
- Dihadiri Menteri & Kapolri, Jambore Karhutla 2025 Resmi Dibuka
- Pemkot Kediri Minta Maaf soal Kesalahan Penulisan Jabatan Kaesang Pangarep