Gara-Gara Kebijakan Mega, Nasionalisme PDIP Diragukan
jpnn.com - JAKARTA - Ketua DPP PAN Didik Junaidi Rachbini mempertanyaka nasionalisme PDIP. Pasalnya, saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi presiden, banyak kebijakan yang tidak nasionalis.
Antara lain penjualan aset negara perusahaan Indosat dan perjanjian gas tangguh ke China yang dinilai sangat merugikan negara. Menurut Didik, kebijakan tersebut jelas tidak nasionalis meski dengan dalih mengatasi krisis ekonomi.
"Krisis, kita bangkrut, menjual aset itu dianggap nasionalis atau tidak, pertimbangannya bisa 50-50," kata Didik dalam acara diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (5/4).
Secara spesifik, Didik mengecam kebijakan Megawati yang membuat perjanjian dengan China soal harga gas tangguh pada 2002 lalu. Saat itu Mega menjual gas tangguh USD 3,5 per MMBTU ke China untuk masa 20 tahun.
Politisi PAN ini menuturkan, negara mengalami kerugian yang sangat banyak akibat perjanjian tersebut.
"Gas tangguh dijual 3,5 dolar sekarang berapa harganya? Sudah 18-20 dolar. Bayangkan berapa negara rugi, luar biasa menghancurkan negara ini," ujarnya. (dil/jpnn)
JAKARTA - Ketua DPP PAN Didik Junaidi Rachbini mempertanyaka nasionalisme PDIP. Pasalnya, saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi presiden,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pj Gubernur PBD Ingatkan ASN Agar Tidak Bermental Seperti Bos yang Minta Dilayani
- Sampaikan Orasi Ilmiah di Untirta, Mendes PDT Minta Sarjana Balik ke Desa
- Prabowo Tegaskan Indonesia Mendukung Perdagangan Terbuka dan Adil
- Mentras Iftitah Bersilaturahmi ke Eks Mentrans AM Hendropriyono
- Ini Upaya Propan Raya dan LPJK dalam Perlindungan Gedung dari Kebakaran
- Mendikdasmen Beri Sinyal Ada Regulasi Baru Penempatan Guru PPPK, Hamdalah