Gara-Gara Tol Cipali, Omset Pedagang Oleh-Oleh di Jalan Nagreg Turun
Oleh-oleh yang dijual disentra ini diantaranya kerupuk malarat, opak, borondong, gorengan tempe, dodol Garut, moci, peyeum singkong, ubi Cilembu, keripik singkong dan wajit Cililin.
Yani mengatakan para pemudik yang menepi di kios tersebut kebanyakan membeli dodol Garut untuk oleh-oleh sanak keluarga di kampung halaman. Beberapa tahun lalu dalam satu hari dodol terjual 18 kilogram per hari kini merosot hingga 8 kilogram.
"Penurunan pendapatan berkurang hingga 50 persen setiap harinya," imbuhnya.
Diluar arus mudik lebaran, para pedagang hanya menikmati keuntungan saat arus akhir pekan saja dan untuk hari Senin hingga Jum'at pendapatan tidak lebih dari 1 juta dalam satu harinya.
Senada dengan Yani, Agus Gunadi (48) menyebutkan bahwa menjual oleh-oleh adalah pekerjaan utamanya setiap hari.
Dengan adanya penurunan omset, dia berharap pemerintah memberikan solusi agung untuk mengentaskan permasalahan ini. Terlebih beberap tahun kebelakang penurun tersebut lambat laun akan mencekik pendapatan pedagang.
"Mengharapkan solusi daripada pemerintah, karena kami berjualan produk yang ada kedaluwarsanya kalau tidak laku ya kita pasti merugi," ujarnya.
Agus menyebutkan bahwa beberapa pedagang telah gulung tikar akibat sepinya pembeli dan sebagian pedagang pula memustukan untuk pindah kios ke sepanjang jalan lingkar Nagreg.
Pedagang oleh-oleh khas Bandung di sepanjang Jalan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tidak begitu gembira menyambut Lebaran tahun
- Ridwan Kamil dan Istrinya Nyoblos Pilkada di Bandung
- Markas Judol di Leuwipanjang Bandung Digerebek, Berkamuflase jadi Toko Pakaian
- Detik-Detik Tabung Gas Meledak di Bandung, Terdengar seperti Bom, Toko Hancur
- Astaga, Kontrakan Dijadikan Tempat Produksi Tembakau Gorila di Bandung
- Waspada, Minyak Goreng Palsu Beredar di Pasar Kota Bandung
- Heboh Pengedar Simpan Kokaina di Tempat Kue, Polisi Langsung Bergerak