Gara-gara Trauma Lari di Tumpukan Orang Mati

Gara-gara Trauma Lari di Tumpukan Orang Mati
MULTINASIONAL - Sebagian peserta foto bersama sebelum memulai gowes menyusuri rute menanjak di kawasan Cameron Highlands, Malaysia. Foto: Joy Riders For Jawa Pos

"Saya awalnya menantang dia untuk ikut lomba lari maraton gunung. Gayung bersambut ternyata. Malah dia sangat ingin ikut. Harus menang. Itu yang saya pesankan padanya," jelas Iwan Priyadi, aktivis imapala yang mendampingi Juan selama lomba.

Tidak hanya mendampingi, teman-teman Juan urunan untuk membiayai keiikutsertaannya di lomba lari jarak jauh itu. Urunan tersebut terkumpul Rp 5 juta.

"Saya terharu dengan perjuangan Mas Iwan dan teman-teman alumni imapala. Mereka bersedia menyisihkan sebagian rezekinya. Solidaritas mereka membuat saya malu kalau tidak bisa mempersembahkan yang terbaik," ujarnya.

Prestasi itu sekaligus menjadi bukti bagi ayah Juan yang sempat meremehkan kemampuan sulung di antara tiga bersaudara tersebut. "Sekarang saya bisa membuat ayah dan ibu bangga. Kemenangan ini untuk mereka di NTT," tandasnya.

Juan terobsesi untuk mengikuti lomba maraton gunung di dua tempat lain. Yakni, Gunung Rinjani, Lombok, dan Bali. Bila mampu berprestasi di dua event itu, dia berhak tampil di final Mont Blanc, Prancis.

"Untuk menghadapi itu, saya berupaya menjaga kondisi tubuh agar terus prima. Setiap pagi saya harus lari dan seminggu sekali lari di lintasan Gunung Arjuno atau Penderman," tandas pria bertinggi 165 cm tersebut. (*/c5/c10/ari)


SIAPA sangka Juanico Coli Chepeda yang tidak pernah ikut lomba lari jarak jauh bisa memenangi lomba maraton gunung internasional Bromo Tengger Semeru


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News