Gara-gara Trauma Lari di Tumpukan Orang Mati
"Saya awalnya menantang dia untuk ikut lomba lari maraton gunung. Gayung bersambut ternyata. Malah dia sangat ingin ikut. Harus menang. Itu yang saya pesankan padanya," jelas Iwan Priyadi, aktivis imapala yang mendampingi Juan selama lomba.
Tidak hanya mendampingi, teman-teman Juan urunan untuk membiayai keiikutsertaannya di lomba lari jarak jauh itu. Urunan tersebut terkumpul Rp 5 juta.
"Saya terharu dengan perjuangan Mas Iwan dan teman-teman alumni imapala. Mereka bersedia menyisihkan sebagian rezekinya. Solidaritas mereka membuat saya malu kalau tidak bisa mempersembahkan yang terbaik," ujarnya.
Prestasi itu sekaligus menjadi bukti bagi ayah Juan yang sempat meremehkan kemampuan sulung di antara tiga bersaudara tersebut. "Sekarang saya bisa membuat ayah dan ibu bangga. Kemenangan ini untuk mereka di NTT," tandasnya.
Juan terobsesi untuk mengikuti lomba maraton gunung di dua tempat lain. Yakni, Gunung Rinjani, Lombok, dan Bali. Bila mampu berprestasi di dua event itu, dia berhak tampil di final Mont Blanc, Prancis.
"Untuk menghadapi itu, saya berupaya menjaga kondisi tubuh agar terus prima. Setiap pagi saya harus lari dan seminggu sekali lari di lintasan Gunung Arjuno atau Penderman," tandas pria bertinggi 165 cm tersebut. (*/c5/c10/ari)
SIAPA sangka Juanico Coli Chepeda yang tidak pernah ikut lomba lari jarak jauh bisa memenangi lomba maraton gunung internasional Bromo Tengger Semeru
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara