Garam Lokal tak Bisa Penuhi Kebutuhan Industri
Rabu, 25 Januari 2012 – 09:16 WIB
Kendati demikian, Indonesia tetap memiliki wilayah potensial sebagai basis produksi garam dibandingkan negara lain. Karena itu, tidak semestinya kondisi tersebut mendorong Indonesia sebagai negara importir garam. Dicontohkan, Jepang mampu memproduksi garam lebih banyak daripada Indonesia. "Begitupula dengan Australia yang kemampuan produksinya lebih tinggi dibandingkan Indonesia," tandasnya
Dia menuturkan, teknologi harus dipacu untuk mengembangkan industri garam. Dengan demikian, sejalan peningkatan teknologi dan inovasi bisa mendorong produksi garam industri.
Saat ini tercatat, dari total produksi garam dunia sekitar 240 juta ton per tahun, kontribusi Indonesia sebesar 1,2 juta ton. Produsen terbesar garam di dunia dipegang China dengan produksi 48 juta ton per tahun, diikuti India (16 juta ton), Australia (12 juta ton), Thailand (3juta ton), dan Jepang (1,4 juta ton).
Sebagai informasi, Impor garam ke Indonesia terbanyak berasal dari Australia yaitu 1,7 juta ton dengan nilai USD 85,95 juta pada periode Januari-November 2011. Lalu garam impor dari India sebanyak 976 ribu ton dengan nilai USD 52,15 juta selama periode Januari hingga November 2011. Kemudian Selandia baru sebanyak 1,13 ribu ton dengan nilai USD 404,5 ribu, dan Jerman sebanyak 460,7 ton dengan nilai USD 411,2 ribu, dan negara lainnya sebanyak 523,2 ton dengan nilai USD 187,7 ribu.
JAKARTA- Produksi garam dalam negeri masih kesulitan memenuhi standar yang diperlukan pelaku industri nasional. Karena itu, sampai sekarang seluruh
BERITA TERKAIT
- Bank Mandiri Buktikan Komitmen Menyukseskan 3 Juta Rumah Dengan Jadi Penyalur FLPP
- Layanan CRM OCA Bantu UMKM Lebih Dekat dengan Pelanggan
- Kabar Baik, Target KUR 2025 Naik jadi Rp 300 Triliun
- IDSurvey Buka Kantor Cabang di Singapura
- Transformasi Digital, DPLK BNI Luncurkan Website Baru dengan Fitur Inovatif dan Menarik
- Penyaluran Jauh Lampui Target, Akses KUR Diperluas Hingga 2 Juta Debitur Baru