Garap Black Box QZ8501, KNKT Didesak Kerja Lebih Cepat dan Terbuka
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat Hukum Transportasi, Utomo Karim meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bisa lebih terbuka dalam menganalisa Black Box AirAsia QZ8501.
Utomo menilai, data-data di dalam flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR) pesawat yang jatuh di Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Minggu (28/12) itu, sangat berhubungan dengan mau atau tidaknya pihak asuransi membayarkan ganti rugi ke keluarga korban AirAsia QZ8501.
Sebelumnya, Si Kotak Hitam yang terdiri dari FDR dan CVR sudah komplit berada di tangan ahlinya yakni KNKT. Hal ini membuat titik terang penyebab kecelakaan bisa mulai digarap lebih fokus.
"Temuan Black Box ini bisa mencerahkan semua pihak, terutama keluarga korban penumpang AirAsia. Apakah penyebabnya ada kelalaian dari maskapai, lembaga terkait atau hanya murni karena cuaca,” ujarnya, seperti dikutip dari jawapos.com, Rabu (14/1).
Utomo mengatakan, jika membuka dan menganalisis Black Box membutuhkan waktu sekitar setahun, itu terlalu lama. Sebab, keluarga korban membutuhkan informasi tersebut. Apakah ada unsur pidana dalam kecelakaan tersebut. “Jadi harus dipercepat,” ucapnya.
Data di Black Box tersebut, kata Utomo juga bisa membuka tabir seputar kewajiban maskapai dan juga pihak asuransi. "Yang jauh lebih penting, sebenarnya data dalam Black Box bisa berhubungan dengan mau atau tidaknya perusahaan asuransi membayarkan ganti rugi ke keluarga korban AirAsia," tandas Utomo.
KNKT memprediksi black box baru bisa diungkap dalam waktu tujuh bulan dan memerlukan ketelitian dan pertimbangan dari berbagai KNKT negara lain untuk membuat analisis atau kesimpulan akhir. (idr/dio/adk/jpnn)
JAKARTA - Pengamat Hukum Transportasi, Utomo Karim meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bisa lebih terbuka dalam menganalisa Black
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kepala Daerah Bakal Digembleng Prabowo, Istana: Biar Paham Arah Pembangunan Negara
- Mintarsih Ungkap Banyak Perusahaan Didirikan Purnomo Prawiro Sudah Bangkrut
- Program MBG di Kota Bandung Baru 8 Persen
- TNI AL dan Masyarakat Bergotong Royong Bangun Tanggul Penahan Abrasi Pantai di Nunukan
- Hadiri Pemeriksaan, Hasto Ingatkan Soal Hak Praperadilan
- Lima Siswa di SMP 17 Bandung Ganti Nasi jadi Kentang di MBG