Garda Swiss

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Garda Swiss
Kapten Timnas Swiss Granit Xhaka. Foto: Twitter@EURO2020

Skor akhir 3-3 di waktu normal dan perpanjangan waktu, sudah bisa menggambarkan bagaimana perang terbuka terjadi.

Saling serang, saling adu taktik dan strategi.

Pada akhirnya Swiss terlihat lebih cerdik dan bisa mengalahkan Prancis dalam adu penalti yang menegangkan. Skor akhir 8-7 setelah drama adu penalti menjadi bukti perang besar itu.

Unggul lebih dulu di babak pertama melalui gol Haris Seferovic di menit ke-15, dan kemudian punya kesempatan untuk menambah keunggulan di babak kedua melalui tendangan penalti, Swiss malah kebobolan tiga gol dalam 15 menit. Dua gol dari Karim Benzema dan satu gol spektakuler dari Paul Pogba seharusnya meruntuhkan mental tim mana pun.

Namun, tidak bagi pasukan Garda Swiss. Mereka sudah terbiasa ditempa latihan keras dan disiplin tinggi.

Mereka tetap bermain konsisten dan tidak menyerah mencari setiap peluang. Unggul dua gol membuat Prancis lengah. Swiss mengintai kelengahan itu.

Pertanahanan semesta Swiss menunjukkan tuahnya. Tanah-tanah dan bangunan sederhana ternyata adalah penyimpan senjata rahasia yang mematikan.

Kelengahan Prancis membawa petaka. Sisa waktu tujuh menit sudah cukup bagi Swiss untuk menghukum Prancis.

Ledakan kekuatan Garda Swiss itu terlihat pada pertandingan 16 Besar Euro 2020 Selasa (29/6) dini hari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News