Garuda di Dadaku, Malaysia di Perutku

Garuda di Dadaku, Malaysia di Perutku
Yusrizal, salah seorang anggota rombongan petualangan Bupati Jarot Winarno ke pedalaman Sintang, tengah melihat tanaman Lada di Desa Nanga Bayan, Kecamatan Ketungau Hulu, Kamis (25/5). Foto: ACHMAD MUNANDAR/Rakyat Kalbar

Rakyat Kalbar mengalami sendiri buruknya infrastruktur di sana selama mengikuti petualangan Bupati Sintang, Jarot Winarno, ke wilayah tapal batas tersebut.

Memang, saat ini jalan paralel telah dibuka oleh pemerintah pusat dengan lebar badan jalan lebih kurang 25 meter.

Tapi, jalan itu masih berstruktur tanah, saat kemarau berdebu, saat hujan licin dan berlubang. Sulit dilewati.

Sampai-sampai, mobil dinas Humas dan Protokol (Humpro) Sintang nyaris masuk jurang akibat slip.

Kendaraan yang ditumpangi Rakyat Kalbar itupun tidak bisa melanjutkan perjalanan, sehingga harus mengungsi ke kendaraan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sintang.

“Hampir saja. Untung ada pohon. Kalau tidak, habis kita,” kata driver Humpro Sintang, Faisal.

Eh, ketika menuju Desa Sungai Arex, giliran mobil dinas KB 1 EA yang ditumpangi Jarot mendadak berhenti.

Bak olinya bocor, mesin pun mati total. Mau tak mau, mobil itu terpaksa ditarik dan diikat dengan sebatang kayu Akasia serta dililit tali tambang.

Masyarakat yang tinggal di Desa Nanga Bayan, Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, sudah lama terpinggirkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News