Garuda di Dadaku, Malaysia di Perutku

Garuda di Dadaku, Malaysia di Perutku
Yusrizal, salah seorang anggota rombongan petualangan Bupati Jarot Winarno ke pedalaman Sintang, tengah melihat tanaman Lada di Desa Nanga Bayan, Kecamatan Ketungau Hulu, Kamis (25/5). Foto: ACHMAD MUNANDAR/Rakyat Kalbar

Di tengah kesulitan masyarakat Nanga Bayan ini, Bupati Jarot meminta mereka tetap bersatu.

Kabupaten Sintang merupakan beranda terdepan untuk menjadi etalase negara yang berbatasan dengan negara tetangga. Tentunya menjadi potret kehidupan bangsa Indonesia.

“Tetap NKRI harga mati. Tunjukkan bahwa Indonesia bersatu padu di mata Malaysia. Tidak ada perpecahan,” pintanya.

Imbuh Jarot, “Kami selalu berupaya hadir, baik itu dari pemerintah pusat, provinsi, dan pemerintah Sintang sendiri".

Nawacita dari Presiden Republik Indonesia, lanjut dia, adalah membangun dari wilayah pinggiran. Dari pedalaman. Tentunya ini termasuk Desa Nanga Bayan yang merupakan wilayah terluar, tertinggal, dan terdepan.

Jarot juga menyampaikan pesan pembangunan dari pemerintah pusat. Empat program prioritas dalam membangun desa agar semakin baik.

Pertama, produk unggulan desa. Artinya, produk unggulan desa seperti lada, karet, sawit, dan sebagainya dikenalkan ke luar. Termasuk ke negara tetangga.

Kedua, revitalisasi BUM-Des (badan usaha milik desa). Yang sudah ada BUM-Des diperbaiki lagi sistemnya. Yang belum, cepat dibuatkan.

Masyarakat yang tinggal di Desa Nanga Bayan, Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, sudah lama terpinggirkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News