Garuda di Dadaku, Malaysia di Perutku
Di tengah kesulitan masyarakat Nanga Bayan ini, Bupati Jarot meminta mereka tetap bersatu.
Kabupaten Sintang merupakan beranda terdepan untuk menjadi etalase negara yang berbatasan dengan negara tetangga. Tentunya menjadi potret kehidupan bangsa Indonesia.
“Tetap NKRI harga mati. Tunjukkan bahwa Indonesia bersatu padu di mata Malaysia. Tidak ada perpecahan,” pintanya.
Imbuh Jarot, “Kami selalu berupaya hadir, baik itu dari pemerintah pusat, provinsi, dan pemerintah Sintang sendiri".
Nawacita dari Presiden Republik Indonesia, lanjut dia, adalah membangun dari wilayah pinggiran. Dari pedalaman. Tentunya ini termasuk Desa Nanga Bayan yang merupakan wilayah terluar, tertinggal, dan terdepan.
Jarot juga menyampaikan pesan pembangunan dari pemerintah pusat. Empat program prioritas dalam membangun desa agar semakin baik.
Pertama, produk unggulan desa. Artinya, produk unggulan desa seperti lada, karet, sawit, dan sebagainya dikenalkan ke luar. Termasuk ke negara tetangga.
Kedua, revitalisasi BUM-Des (badan usaha milik desa). Yang sudah ada BUM-Des diperbaiki lagi sistemnya. Yang belum, cepat dibuatkan.
Masyarakat yang tinggal di Desa Nanga Bayan, Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, sudah lama terpinggirkan.
- Alasan Mantan Pelatih Timnas Malaysia Menerima Pinangan Persis Solo
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Warga Tangerang Kecele Beli iPhone 16 di Malaysia: Dapat Produk Gagal, Repot Urus Pajak
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Donald Trump Menang, Indonesia Perlu Waspadai Fluktuasi Pasar