Garuda Food Jajaki Kacang dan Kedelai Australia
Meski demikian, Howard menyambut baik peluang tersebut. Ia menyatakan, kalangan industri di Australia perlu memikirkan ulang budidaya kacang yang ada saat ini, jika ingin mengisi peluang pasar di Indonesia.
Hartono mengatakan, meskipun jenis kacang yang dibutuhkan di Indonesia sangat sedikit jumlahnya yang dibudidayakan di Australia, namun hal ini bisa diatasi.
"Kami perlu mengubah perilaku konsumen jika akan menggunakan jenis kacang dari Australia atau China," jelasnya.
"Kita perlu memperkuat hubungan antara petani kedua negara, kalangan bisnis dan pemerintah," tambah Hartono.
"Saya ingin hubungan Northern Territory dan Indonesia semakin kuat," katanya.
Sementara itu pakar ekonomi pertanian Professor Bustanul Arifin, yang juga hadir di konferensi itu menyatakan, ada peluang bagi Indonesia untuk membeli produk Australia di luar daging sapi dan gandum.
Namun ia menekankan produk apapun itu, haruslah memenuhi ketentuan yang berlaku.
"Sepanjang permintaan bisa dipenuhi, harga cocok, diproduksi secara efisien, dan Indonesia tidak memilikinya, saya kira pemerintah Indonesia akan mendorong kalangan bisnis untuk mencarinya dari luar," kata Prof. Bustanul.
Produsen makanan Indonesia, Garuda Food, mengisyaratkan tidak tertutup kemungkinan pihaknya akan membeli kacang dan kacang kedelai dari Northern
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata