Garuda Indonesia Pertimbangkan Naikkan Tarif

Garuda Indonesia Pertimbangkan Naikkan Tarif
Ilustrasi Garuda Indonesia. Foto: Soetomo Samsu/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Maskapai Garuda Indonesia mempertimbangkan untuk menaikkan tarif tiket pesawat apabila tahapan normal baru berlangsung cukup lama.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat, mengatakan dalam kondisi normal baru terdapat protokol kesehatan yang harus dijalankan, yang salah satunya adalah menjaga jarak antarpenumpang (physical distancing).

Prosedur tersebut mewajibkan Garuda untuk mengosongkan kursi tengah, akibatnya keterisian penumpang terbatas hanya boleh maksimal 50 persen.

"Kita sepakat dengan distancing, kursi tengah akan kita kosongkan. Kalau masyarakat tidak aman akan distancing, tapi dengan naik garuda semua rasa business class. Masalahnya, dengan itu berlangsung apalagi lama, ada implikasi finansial, mungkin kita naikkan harga tentu yang penumpang bisa," ujarnya, Jumat (5/6).

Dengan demikian, pendapatan pun turut berkurang, karena itu pihaknya perlu mempertimbangkan kenaikan tarif, sebab imbasnya ke keuangan perusahaan.

Ia menyebutkan pendapatan maskapai anjlok hingga 90 persen dikarenakan sebanyak 70 pesawat tidak beroperasi atau dikandangkan selama pandemi COVID-19.

Kondisi tersebut diperparah dengan penghentian sementara penerbangan dari dan ke China, umroh serta pembatalan kegiatan haji pada tahun ini.

"Memang turun drastis, kita shock sekali. Waktu penerbangan China tutup kita masih senyum, umroh tutup kita masih punya akal, namun saat COVID datang ini sulit," katanya.

Maskapai Garuda Indonesia mempertimbangkan untuk menaikkan tarif tiket pesawat apabila tahapan normal baru berlangsung cukup lama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News