Garuda Indonesia Restrukturisasi Frekuensi Penerbangan

jpnn.com - NUSA DUA - Direktur Utama Garuda Indonesia, Emiryah Satar tak menampik bahwa di kuartal I dan II, pendapatan perseroan biasanya mengalami guncangan, lantaran kondisi perekonomian yang tidak stabil.
"Trend di airline, kuartal I dan II berat, tapi biasanya itu bisa dicover di kuartal III dan IV dan akan mulai stabil," ujar Emir di Nusa Dua, Bali, Rabu (25/6).
Kenaikan biaya operasional yang biasanya berasal dari avtur ini, tidak didukung dengan meningkatnya daya beli masyarakat. Kendati begitu, ia punya cara jitu agar maskapai yang saat ini ia pimpin bisa terus beroperasi dan bertahan di tengah persaingan antar maskapai.
Karenanya, perseroan dalam hal ini berupaya menekan biaya operasional melalui restrukturisasi frekuensi penerbangan.
"Ini untuk mengatasi kenaikan harga bahan bakar pesawat atau avtur yang hampir 50 persen pengeluarannya. Di semester II kita akan restrukturisasi jaringan, dalam internal kita sedang mengevaluasi mana yang dikurangi dan yang ditambah. Ini sudah dinilai mulai April 2014," tandas pria berkacamata ini. (chi/jpnn)
NUSA DUA - Direktur Utama Garuda Indonesia, Emiryah Satar tak menampik bahwa di kuartal I dan II, pendapatan perseroan biasanya mengalami guncangan,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dirut Bank DKI Jamin Dana Nasabah Aman dan Non-tunai KJP Plus Tetap Lancar
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang
- Satgas Ramadan & IdulFitri Pertamina Dinilai Berhasil Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi