Garuda Masker Lima

Garuda Masker Lima
Dahlan Iskan. Foto: disway.id

Di BUMN juga sudah membudaya mengatur buku keuangan. Sebagian untuk menutupi kelemahan direksi yang sedang menjabat –karena ingin agar bisa terus menjabat. Sebagian untuk menutupi kelemahan direksi sebelumnya.

Kelemahan buku keuangan sebelumnya ditutupi dengan penukangan buku keuangan yang baru.

Kalau tidak melakukan itu maka buku direksi yang baru tidak akan kunjung baik. Rapornya akan jelek.

Apalagi kalau direksi baru itu bukan saja tidak mampu menutupi lubang lama. Namun, justru hanya bisa membuat lubang baru. Yang lebih dalam.

Maka pekerjaan setiap direksi hanya menutup lubang lama. Sambil membuat lubang baru yang lebih dalam.

Tidak semua BUMN begitu. Banyak yang tidak begitu.

Menjadi menteri lima tahun –apalagi hanya tiga tahun seperti saya– apa yang bisa dilakukan?

Kuncinya tinggal satu: memilih orang yang benar. Dengan risiko, ketika memilih sepuluh orang benar ternyata yang benar-benar baik hanya delpan orang.

Kalau malu datang ke PKPU mintalah komisaris mendampingi. Orang seperti Yenny Wahid akan mau. Pakailah masker rangkap lima.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News