Garuda Sriwijaya
Oleh Dahlan Iskan
Dalam urusan ini Citilink kelihatannya memang hanya pelaksana. Kerja samanya dengan Sriwijaya pun tampaknya bukan inisiatif Citilink.
Awalnya kan sangat jelas: Sriwijaya punya utang ke anak perusahaan Garuda: GMF. Utang dagang biasa: Sriwijaya memperbaiki semua pesawatnya di GMF.
Biaya pemeliharaan itu ada yang belum dibayar. Termasuk juga biaya perawatan pesawat milik NAM Air --anak usaha Sriwijaya.
Kian lama tunggakan itu kian besar. Terakhir, konon mencapai Rp 1,6 triliun.
Tagihan besar seperti itu bikin serbasalah. Terutama bagi manajemen GMF.
Apalagi kalau Sriwijaya-nya punya banyak koneksi. Yang bisa menekan GMF.
Pilihan GMF serbasulit: tidak mau lagi memperbaiki pesawat Sriwijaya?
Tagihannya tidak akan dibayar. Dengan alasan: penghasilannya berkurang. Gara-gara pesawatnya tidak bisa terbang.