Garuda Terancam Bangkrut karena Praktik Korupsi Masa Lalu
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto mengatakan, ancaman kebangkrutan maskapai BUMN yakni PT Garuda Indonesia disebabkan adanya mis management di internalnya yang cukup serius.
Politikus PDI Perjuangan ini menambahkan, ada kesalahan dari manajemen lama yang akibatnya dirasakan saat ini.
“Adanya dugaan koruptif, inefisiensi dan salah strategi," kata Darmadi, Kamis (15/6).
Menurut Darmadi, pemasukan Garuda tidak mampu menutup kenaikan utang terutama jangka pendek serta kenaikan biayanya akibat inefisensi dan dugaan praktik budaya korupsi di internal mereka.
Utang jangka pendek Garuda hanya dalam beberapa bulan di 2017 naik Rp 1,73 triliun.
Sedangkan pada 2016 Rp 9,37 triliun. Pada kuartal I 2017 sudah menjadi Rp 11 triliun atau naik Rp 1,73 triliun.
“Kenaikan utang itu terjadi hanya dalam hitungan bulan,” ungkapnya.
Dia menambahkan, persoalan di Garuda karena kelemahan sisi kinerja dan praktik korupsi masa lalu yang harus diselesaikan manajemen saat ini.
Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto mengatakan, ancaman kebangkrutan maskapai BUMN yakni PT Garuda Indonesia disebabkan adanya mis management
- Puncak Nataru, Garuda Indonesia Group Menerbangkan 77.552 Penumpang
- Garuda Indonesia Berencana Menambah 15 hingga 20 Pesawat Tahun Depan
- Generasi Taruna
- Mulai Desember 2024, Garuda Indonesia Bakal Turunkan Harga Tiket Rute Domestik
- Garuda Indonesia dan Pusat Fertilitas Alpha IVF & Women’s Specialists Kuala Lumpur Teken Kerja Sama
- Menjelang Natal dan Tahun Baru, Garuda Pastikan tidak Ada Kenaikan Harga Tiket