Gas Air Mata, Sejarah Penemuan, Bisnis, dan Penggunaannya untuk Pembubaran Massa
Hal itu memaksa pemerintah AS menurunkan tentara untuk menciptakan ketertiban. Gas air mata pun menjadi pilihan untuk membubarkan massa.
Menurut Feigenbaum, upaya membubarkan massa dalam kerusuhan biasanya meninggalkan jejak dan ceceran darah. Namun, hal itu tidak terjadi pada penggunaan gas air mata.
"Anda tidak tampak seperti orang jahat, cuma membuat orang-orang kelihatan acak-acakan," tutur Feigenbaum.
Pada 1932, ribuan veteran Perang Dunia I menggelar aksi bertitel Bonus Army March dengan melakukan mars ke Washington DC untuk mengeklaim uang yang dijanjikan pemerintah. Era Great Depression pada waktu itu membuat banyak orang jatuh miskin.
Aksi itu menjadi kaos. Pemerintah AS mengerahkan militernya untuk mengatasi aksi tersebut.
Para veteran yang ikut aksi tidak membawa senjata sama sekali. Adapun tentara pemerintah menggunakan gas air mata.
Insiden itu menjadi pemberitaan utama di berbagai media. Namun, pemberitaan itu juga mejadi bahan promosi tentang keberhasilan penggunaan gas air mata.
Feigenbaum mengungkapkan CS yang digunakan saat ini sudah jauh berbeda dibandingkan versi 1950-an. Stiap waktu pabrik pembuat gas air mata menciptakan yang lebih baru demi keamanan.
Gas air mata dianggap menjadi sebab banyaknya korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan. Sejarah penggunaan gas air mata dimulai lebih dari seabad silam.
- Terungkap, Inilah Kunci Kemenangan Persebaya dari Persija
- Luar Biasa! Persebaya Menang Comeback dari Persija, Cek Klasemen
- Live Streaming Persebaya Vs Persija, Simak Kata Bruno Moreira
- Persebaya Vs Persija: Almeida Berambisi Mencetak Gol, Ini Sebabnya
- Liga 1: Persebaya Butuh Pemain ke-12 Menghadapi Persija
- Jadwal Sisa Pekan ke-10 dan Klasemen Liga 1