Gas Lebih Banyak Diekspor
Rabu, 12 Oktober 2011 – 15:18 WIB

Gas Lebih Banyak Diekspor
JAKARTA --Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, mengakui bahwa energi gas yang ada di Indonesia lebih banyak diekspor ketimbang dipergunakan di dalam negeri. Padahal, jika energi gas ini dioptimalkan penggunaannya di Indonesia, maka akan dapat menghemat pemakaian Bahan Bakar Minyak dan mengurangi subdisi. Menurut dia, pemerintah sudah mempunyai strategi untuk membangun tiga terminal penerima gas. Masing-masing satu di Sumatera, Jawa Barat dan Jawa Timur.
"Gas di Indonesia ada. Bahkan data statistik menunjukkan gas yang diproduksi lebih tinggi daripada kebutuhan kita. Tapi, gas banyak dieskpor," kata Darwin, saat seminar Transformasi Menuju Ketahanan Energi Nasional untuk Kemakmuran Rakyat, Rabu (12/10), di Jakarta.
Dia menegaskan, memang untuk melakukan optimalisasi itu dibutuhkan investasi besar dengan membangun receiving terminal (terminal penerima) gas. Kendalanya, menurut dia, selama ini sumber daya gas itu banyak terdapat di luar Sumater dan Jawa. Sedangkan, penggunaannya terpusat lebih banyak di Sumater dan Jawa. Sehingga dibutuhkan sarana untuk menyalurkan dan menyimpan gas itu setelah dieksplorasi.
Baca Juga:
"Biaya investasinya Rp3 triliun hingga Rp3,5 triliun," katanya.
JAKARTA --Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, mengakui bahwa energi gas yang ada di Indonesia lebih banyak diekspor ketimbang dipergunakan di dalam
BERITA TERKAIT
- Wujudkan Satu Data Pertanian di Kabupaten Sukabumi, Kementan dan BPS Bersinergi
- Bank Mandiri Kembali Raih Posisi Teratas Pengembangan Karier di Indonesia versi LinkedIn
- Mudik Idulfitri Berjalan Baik, Jasa Marga Ungkap Peran Kecerdasan Buatan
- Laporan ESG J&T Express 2024: Mendorong Praktik Berkelanjutan di Seluruh Jaringan
- Rayakan Satu Dekade, Midiatama Academy Dorong Inovasi dan Kolaborasi di Dunia K3
- Transformasi Sektor Publik Jadi Sorotan di SAMA Digital Connect 2025