Gas Natuna Tunggu Insentif
Senin, 10 Desember 2012 – 05:50 WIB

Gas Natuna Tunggu Insentif
Berbeda dengan pipa, mengubah gas ke LNG bisa membuat gas tak hanya bisa disalurkan untuk ke dalam negeri, tapi juga ke luar negeri (ekspor). Dengan begitu, bakal menambah devisa. "Kita menyarankan infrastruktur East Natuna dibuat dengan menggunakan metode penyaluran gas seperti Lapangan Gas Kepodang," katanya.
Baca Juga:
Gas dari lapangan di Blok Muria di Laut Jawa itu menggunakan dua konsep infrastruktur baik pipa maupun LNG. Di sektor hulu, pipa bisa digunakan. Sedangkan untuk hilir konsorsium disarankan menggunakan skema LNG. "Kita harap pertengahan Desember sudah ada keputusan," tuturnya.
Sebelumnya, pemerintah secara resmi menunjuk Pertamina sebagai pengelola Blok Natuna D Alpha atau kini bernama East Natuna melalui Surat Menteri ESDM No 3588/11/MEM/2008 tertanggal 2 Juni 2008 tentang Status Gas Natuna D Alpha. Blok tersebut memiliki cadangan hingga 222 triliun kaki kubik (TCF).
Rudi menambahkan, saat ini pihaknya berkonsentrasi dulu dengan proyek Natuna. Karena itu, kelanjutan pengelolaan blok Mahakam yang akan habis masa kontraknya pada 2017 belum diputuskan. "Belum selesai (Mahakam), yang jelas saya mau selesaikan yang Natuna dulu," jelasnya. (wir/oki)
JAKARTA - Kontrak kerja sama pengembangan Blok East Natuna di Kepulauan Riau hingga kini masih belum mendapat lampu hijau. Gara-garanya, Kementerian
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang
- Satgas Ramadan & IdulFitri Pertamina Dinilai Berhasil Memitigasi Lonjakan Permintaan BBM
- Pemda Diminta Jadi Motor Investasi dan Pemerataan Ekonomi
- PLN IP Siap Penuhi Kebutuhan Hidrogen Sebagai Energi Alternatif Masa Depan