Gas Rusia Diharamkan Eropa, China Bersiap Ambil Kesempatan
jpnn.com, BEIJING - China akan menggantikan Uni Eropa (EU) sebagai importir utama gas alam Rusia setelah pipa Power of Siberia 2 beroperasi pada 2030.
Pipa yang saat ini sedang dibangun itu akan membawa gas dari cadangan Yamal di Siberia barat ke China.
China merupakan konsumen energi terbesar dunia dan konsumen gas dengan pertumbuhan tercepat.
Pipa tersebut jadi sorotan setelah EU memutuskan untuk meninggalkan produk hidrokarbon Rusia sejak perang berkecamuk di Ukraina.
Rusia, yang industri migasnya sangat bergantung pada impor Eropa, bermaksud mengompensasi kehilangan besar itu dengan mengirimkan gas alam ke Asia, khususnya China.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan kemungkinan pergeseran dalam peta energi Rusia, ketika pada 14 April lalu dia mengatakan telah menginstruksikan pemerintah untuk bersiap mengalihkan pasokan sumber daya energi ke timur, di tengah rencana Barat untuk berhenti membelinya.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak juga mengatakan bahwa ekspor gas alam Rusia ke negara-negara EU pada 2022 diperkirakan turun sebesar 50 miliar meter kubik (bcm).
Pipa Power of Siberia-1, satu-satunya pipa ekspor operasional Rusia ke Asia, belum mencapai kapasitas penuh.
China merupakan konsumen energi terbesar dunia dan konsumen gas dengan pertumbuhan tercepat. Sedangkan Rusia adalah produsen terbesar di sektor ini
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- GRIB Jaya Sebut Kunjungan Prabowo ke China dan AS Berdampak Positif
- Bertemu Pengusaha RRT, Presiden Prabowo: Kami Ingin Terus Bekerja Sama dengan China
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun