Gatot Nurmantyo Datangi MPR, Ungkit Kasus UAS dan Wibawa Negara yang Sudah Menurun

Jenderal purnawirawan TNI itu mengatakan negara asing tentu memberikan data penting seperti penangkalan seseorang apabila negara punya wibawa.
"Seharusnya sebagai bangsa kalau bangsa Indonesia ini mempunyai posisi tawar yang tinggi, dihargai sebagai bangsa yang hebat, pasti negara lain akan memberikan data orang yang tidak boleh masuk ke wilayahnya, begitu," ujarnya.
Gatot kemudian berbicara soal aksi saling cerca pascaperistiwa UAS ditolak Singapura ketika mantan Pangkostrad itu membahas potensi perpecahan bangsa.
Menurut dia, publik seharusnya bersatu membela anak bangsa yang hendak masuk ke negara asing dengan dokumen lengkap.
"Jadi, ketika ada WNI yang diperlakukan seperti itu, anak bangsa terbelah, justru ada yang mem-bully, ada juga yang membela," kata dia.
Gatot juga menyinggung peristiwa yang dialami mantan Kepala BIN Sutiyoso ketika mantan KSAD itu membahas potensi perpecahan bangsa.
Menurut dia, Bang Yos sapaan Sutiyoso mendapatkan kecaman keras ketika mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengkritik keberadaan TKA yang terlalu banyak di tanah air.
"Itu di-bully juga, narsis katanya," ujar Gatot.
Gatot mengatakan peristiwa UAS gagal masuk ke Singapura sebenarnya bisa dicegah seandainya negara punya wibawa di hadapan bangsa asing.
- Waka MPR Jajaki Peluang Investasi di Bidang Teknologi Karbon Rendah
- Waka MPR Hidayat Nur Wahid: Netanyahu Lebih Pantas Ditangkap ICC Dibandingkan Duterte
- Dukung Eksistensi BPKH, Ketua MPR: Penting untuk Meringankan Biaya Haji
- Anak Menkum Supratman dan Ahmad Ali Dilaporkan ke KPK terkait Pemilihan Pimpinan MPR dan DPD
- Waka MPR Apresiasi Penjelasan Dirut Pertamina: Redam Kegundahan Publik
- Ibas Ingatkan MBG Harus Berjalan Baik, Berkualitas, & Tepat Sasaran