Gatot Sukses jika Tak Direcoki Klan Politik
Sabtu, 09 Maret 2013 – 07:54 WIB
Pengamat pemerintahan lokal dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syarif Hidayat, menjelaskan, silih bergantinya pucuk pimpinan di Pemprov Sumut ini punya andil besar bagi seretnya pembangunan di wilayah Sumut.
Baca Juga:
"Tidak ada kesinambungan program yang menyebabkan terganggunya pembangunan, baik ekonomi, sosial, dan aspek lainnya," ujar Syarif kepada JPNN di Jakarta, kemarin (8/3).
Ditambah lagi, pergantian pucuk pimpinan selalu diikuti dengan mutasi-mutasi, yang didasarkan pada like and dislike. "Karena gubernur dan wakil gubernur punya klan masing-masing. Begitu gubernur diganti, maka wakilnya yang naik ini menempatkan orang-orang yang di gerbongnya untuk menempati jabatan-jabatan," kata Syarif, yang konsen mengamati pola kekuasaan di daerah itu.
Karena itu, lanjutnya, dari aspek kepentingan kesinambungan pembangunan, kemenangan Gatot di pilgub 2013 memberikan harapan baik. Gatot, yang sudah mengendalikan pemerintahan Sumut sejak 2011, diharapkan bisa menggeber lagi program-programnya, untuk mengejar ketertinggalan Sumut.
JAKARTA - Kemenangan Gatot Pujo Nugroho, setidaknya berdasar perhitungan cepat sejumlah lembaga, memberikan harapan bagus bagi kesinambungan pembangunan
BERITA TERKAIT
- Sindir Pram-Rano di Debat, Ridwan Kamil Menyeret Nama Ahok
- Serangan Hoaks Makin Ramai, Tim Pemenangan Luthfi-Yasin Lapor Polda Jateng
- Dharma Pongrekun-Kun Wardana Tegas Tolak Impor Dokter Asing
- Hasil Survei SMRC & Indikator Politik Berbeda, Persepi Diminta Turun Tangan
- Debat Ketiga Pilgub Jatim Bertema Pembangunan Infrastruktur
- Ridwan Kamil Janji Beri Bantuan Renovasi Rumah Rp 50 Juta hingga Rp 100 Juta