Gatot Sukses jika Tak Direcoki Klan Politik
Sabtu, 09 Maret 2013 – 07:54 WIB
Menurut Syarif, sejak pilgub 2008, Gatot sudah punya klan politik dan klan birokrat, yang berbeda dengan gerbongnya Syamsul Arifin. Nah, pada pilgub 2013 ini, klan-klan baru Gatot juga sudah pasti muncul. Jadi, kata Syarif, "gerbong" yang dimasinisi Gatot saat ini sudah sesak, diisi klan yang terbangun sejak 2008 dan klan baru 2013.
"Nah, Gatot tidak akan berhasil melakukan kesinambungan program-programnya, jika para klan ini terus merecoki. Gatot harus tetap mengutamakan kepentingan publik rakyat Sumut, jangan memprioritaskan kepentingan klan-klannya," kata Syarif mengingatkan.
Terlebih lagi, kata dia, tipikal Sumut mirip Banten, dimana kekuatan di luar struktur pemerintahan, cukup dominan mengendalikan program-program pembangunan, demi kepentingan uang.
"Di Sumut pengaruh strong man alias preman cukup kuat. Kalau di Banten, jawara-jawara," kata Syarif. Nah, Gatot jangan sampai dikendalikan kekuatan di luar struktur itu. (sam/jpnn)
JAKARTA - Kemenangan Gatot Pujo Nugroho, setidaknya berdasar perhitungan cepat sejumlah lembaga, memberikan harapan bagus bagi kesinambungan pembangunan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Sindir Pram-Rano di Debat, Ridwan Kamil Menyeret Nama Ahok
- Serangan Hoaks Makin Ramai, Tim Pemenangan Luthfi-Yasin Lapor Polda Jateng
- Dharma Pongrekun-Kun Wardana Tegas Tolak Impor Dokter Asing
- Hasil Survei SMRC & Indikator Politik Berbeda, Persepi Diminta Turun Tangan
- Debat Ketiga Pilgub Jatim Bertema Pembangunan Infrastruktur
- Ridwan Kamil Janji Beri Bantuan Renovasi Rumah Rp 50 Juta hingga Rp 100 Juta