Gawat jika Negara Tidak Mampu Atasi Orang Gila
jpnn.com, JAKARTA - Aksi penyerangan terhadap ulama dan pemuka agama terjadi beruntut beberapa waktu belakangan ini.
Setelah dua pemuka agama di Jawa Barat, yakni tokoh Nahdatul Ulama (NU) Ustaz Umar Bakri dan petinggi Persis Ustaz Prawoto, kejadian penganiayaan menimpa pastor Karl Edmund Prier SJ dan sejumlah jemaat di Gereja St Lidwina, Sleman, Yogyakarta.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid menyatakan keprihatinannya. Dia menilai, kondisinya sudah gawat jika negara dan aparat keamanan tidak bisa melindungi serta menjamin jiwa maupun keamanan tokoh masyarakat pemimpin umat.
Sodik mengatakan pemimpin dan tempat ibadah adalah aset bangsa yang sangat berharga dalam membimbing menghadapi dinamika kehidupan masyarakat yang semakin keras, liar, liberal yang tidak sesuai dengan norma agama dan Pancasila.
"Kondisi ini memprihatinkan, bukan hanya karena kelemahan antisipasi, tapi juga proses penanganan yang lambat," kata Sodik, Senin (12/2).
Menurut Sodik, beberapa tindakan maupun pernyataan petinggi keamanan sangat menimbulkan kecurigaan dalam menangani masalah penyerangan.
Contohnya, PP Persis menyoroti tergesa-gesanya penanganan jenazah Prawoto oleh aparat. Kemudian, ada pernyataan aparat bahwa pelaku adalah orang gila, padahal belum divalidasi oleh ahli jiwa.
"Ada pernyataan bukan teror dalam kasus penyerangan pemimpin dan jemaat Gereja di Yogyakarta," ungkapnya.
Penganiayaan terhadap ullama disebut pelakunya adalah orang gila, padahal belum divalidasi oleh ahli jiwa.
- Pembacokan Kiai Kendal Dijadikan Hoaks Kebangkitan PKI
- Kapolri Sebut Mayoritas Laporan Penyerangan Ulama Direkayasa
- Tito: Hanya 5 Kasus Penganiayaan Ulama yang Benar
- Sering Pukul Pria, Silvia Kali Ini Serang Ustaz
- Pak Jokowi Bilang Penyerangan Terhadap Ulama itu Hoaks
- 45 Isu Penyerangan terhadap Ulama, Terpilah jadi Empat Fakta