Gawat jika Negara Tidak Mampu Atasi Orang Gila
Menurut Sodik, kondisi ini bisa menjadi gawat karena akan menimbulkan rasa ketidakamanan tokoh dan jemaah untuk beribadah, maupun masyarakat dalam menjalani kehidupan harian.
Selain itu bisa menimbulkan rasa saling curiga yang berujung konflik antarumat beragama. Menimbulkan dugaan permainan atau rekayasa aparat keamanan dan negara, dan ketidakpercayaan umat beragama dan masyarakat kepada aparat.
Nah, demi mencegah kecurigaan itu Sodik mendesak pemerintah dalam hal ini aparat untuk meningkatkan upaya perlindungan keamanana kepada masyarakat termasuk di tempat tempat ibadah. “Bukan terbatas pada hari besar keagamaan seperti takbiran dan Natal,” katanya.
Ketua DPP Partai Gerindra ini meminta aparat mengusut tuntas pelaku penyerangan baik itu di Jabar maupun Yogyakarta.
Dia juga meminta agar aparat mengungkapkan kepada publik motif dan dalang pelaku pembunuhan serta penganiayaan secara logis, transparan dan jujur.
“Agar masalah bisa diatasi dan menghilangkan syak wasangka serta konflik horizontal dan vertikal,” ungkap Sodik.
Sodik mengimbau jemaah dan aktivis keagamaan untuk tetap tenang dan waspada dengan memperkuat satuan keamanan di organisasinya dalam membidangi keamanan tempat ibadah, pemimpin umat, jemaah.
“Sampai aparat keamanan bisa memberikan pelindungnya yang memadai,” tegasnya. (boy/jpnn)
Penganiayaan terhadap ullama disebut pelakunya adalah orang gila, padahal belum divalidasi oleh ahli jiwa.
Redaktur & Reporter : Boy
- Pembacokan Kiai Kendal Dijadikan Hoaks Kebangkitan PKI
- Kapolri Sebut Mayoritas Laporan Penyerangan Ulama Direkayasa
- Tito: Hanya 5 Kasus Penganiayaan Ulama yang Benar
- Sering Pukul Pria, Silvia Kali Ini Serang Ustaz
- Pak Jokowi Bilang Penyerangan Terhadap Ulama itu Hoaks
- 45 Isu Penyerangan terhadap Ulama, Terpilah jadi Empat Fakta