Gawat, Para Peneliti Vaksin COVID-19 Jadi Sasaran Serangan Siber


Pihak berwenang di Australia menyatakan peneliti COVID di negara ini juga telah menjadi sasaran serangan siber.
Inggris telah menuduh peretasan berasal dari Rusia, sedangkan AS dan Spanyol menuding China. Negara lain menyebut serangan dilakukan dari Korea Utara, Iran dan Vietnam.
FireEye sendiri menyatakan turut diretas, dan hal itu membutuhkan "kemampuan serangan tingkat tinggi". Artinya, hanya bisa dilakukan oleh institusi negara tertentu.
Para peretas, kata FireEye, telah mencuri alat yang digunakan perusahaan ini untuk menguji pertahanan jaringan klien mereka. Kini dikhawatirkan peretas akan menggunakan alat itu untuk menyerang pihak lain.
"Membela diri terhadap serangan kelompok (peretas) ini merupakan tantangan yang terus berlanjut," kata Wellsmore.
Bagaimana serangan berlangsung?
Berbagai teknik digunakan dalam serangan terhadap peneliti COVID, termasuk spear phishing.
Teknik ini menggunakan surat elektronik (email) yang seolah-olah berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Penerima email diarahkan ke situs website palsu yang penuh dengan virus malware.
KETIKA para peneliti COVID di seluruh dunia berlomba mengembangkan vaksin yang efektif, diam-diam mereka dibuntuti oleh mata-mata dan pencuri di dunia siber
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya