Gawat, Para Peneliti Vaksin COVID-19 Jadi Sasaran Serangan Siber
Sergei Shevchenko, kepala teknologi di perusahaan keamanan siber Australia Prevasio, mengatakan sulit untuk menentukan mana serangan yang ditargetkan dan mana serangan acak.
Banyak serangan yang terjadi secara otomatis. Artinya, begitu server sasaran nyala secara online, maka server itu langsung dibombardir.
"Ada sistem yang disiapkan secara otomatis memindai alamat server dan mengeksploitasinya," jelas Sergei.
Ia berkata, kelompok APT biasanya menggunakan "bendera palsu" untuk membingkai kelompok mereka dari kaitan dengan negara tertentu.
Kelompok Lazarus, misalnya, terkadang berpura-pura menjadi orang Rusia.
"Lazarus sangat canggung dalam menggunakan bendera Rusia," katanya.
"Mereka menggunakan beberapa kata bahasa Rusia di kode sumber. Bagi penutur asli Rusia seperti saya, saya tahu itu merupakan terjemahan Google," jelas Sergei.
Photo: Anchor Panda merupakan salah satu kelompok peretas yang dikenal sebagai advanced persistent threat (APT). (Supplied: Crowdstrike)
KETIKA para peneliti COVID di seluruh dunia berlomba mengembangkan vaksin yang efektif, diam-diam mereka dibuntuti oleh mata-mata dan pencuri di dunia siber
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Harley Davidson Dibobol Penjahat Siber, Data Pelanggan Bocor, Waspada!
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen