Gawat, Para Peneliti Vaksin COVID-19 Jadi Sasaran Serangan Siber

Sergei Shevchenko, kepala teknologi di perusahaan keamanan siber Australia Prevasio, mengatakan sulit untuk menentukan mana serangan yang ditargetkan dan mana serangan acak.
Banyak serangan yang terjadi secara otomatis. Artinya, begitu server sasaran nyala secara online, maka server itu langsung dibombardir.
"Ada sistem yang disiapkan secara otomatis memindai alamat server dan mengeksploitasinya," jelas Sergei.
Ia berkata, kelompok APT biasanya menggunakan "bendera palsu" untuk membingkai kelompok mereka dari kaitan dengan negara tertentu.
Kelompok Lazarus, misalnya, terkadang berpura-pura menjadi orang Rusia.
"Lazarus sangat canggung dalam menggunakan bendera Rusia," katanya.
"Mereka menggunakan beberapa kata bahasa Rusia di kode sumber. Bagi penutur asli Rusia seperti saya, saya tahu itu merupakan terjemahan Google," jelas Sergei.

KETIKA para peneliti COVID di seluruh dunia berlomba mengembangkan vaksin yang efektif, diam-diam mereka dibuntuti oleh mata-mata dan pencuri di dunia siber
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia