Gawat! Vietnam Mulai Ambil Alih Posisi Indonesia
jpnn.com - SURABAYA – Akibat melemahnya kondisi ekonomi, industri alas kaki di Jawa Timur terancam kehilangan pasar ekspor 15 persen. Menurut Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jawa Timur Winyoto Gunawan, daya saing industri sepatu di Jatim kalah menghadapi Vietnam. ''Vietnam telah mengambil pasar ekspor Indonesia. Belum lagi beberapa negara lainnya juga seperti Eropa Timur,'' katanya.
Winyoto menuturkan, persaingan semakin ketat saat memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun ini. ''Kendala paling serius memang masalah kenaikan upah. Di industri ini kan upah berkontribusi 40 persen terhadap HPP (harga pokok penjualan),'' ungkapnya. Sementara itu, selisih upah pokok antara Vietnam dan Indonesia mencapai 32,5 persen, lebih rendah Vietnam.
''Yang perlu diwaspadai tahun ini juga penurunan permintaan ekspor dari Eropa Barat karena mereka beralih ke Eropa Timur,'' tuturnya.
Salah satu alasan utamanya tingginya UMK (upah minimum kota) di Jatim tahun ini. Di Eropa Timur, rata-rata nilai upah mereka hanya berkisar 100 Euro sampai 120 Euro atau Rp 2 juta. Padahal, ekspor industri alas kaki Jatim ke Eropa Barat berkontribusi 25 persen dari total nilai ekspor industri tersebut.
Selain itu, buyer dari negara-negara di Eropa Barat terindikasi mengalihkan pesanan mereka ke Vietnam. ''Antara Vietnam dan Eropa Barat memiliki perjanjian kalau bea masuk produk alas kaki dari Vietnam terkena bea masuk 0 persen. Sedangkan dari Indonesia masih terkena bea masuk 9 persen,'' tuturnya.
Menurut Winyoto, selisih harga 9 persen itu cukup membuat industri alas kaki Jatim sulit bersaing. ''Pemerintah Indonesia harus bisa melobi negara-negara Eropa Barat agar bea masuk alas kaki impor dari Indonesia ke sana tidak terkena bea masuk,'' jelasnya.
UMK yang dinilai cukup besar pun membuat industri tersebut memilih mengajukan penangguhan UMK ke Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur. Sedikitnya terdapat 23 perusahaan alas kaki di Jatim yang mengajukan penangguhan UMK 2016. (vir/c15/tia/pda)
SURABAYA – Akibat melemahnya kondisi ekonomi, industri alas kaki di Jawa Timur terancam kehilangan pasar ekspor 15 persen. Menurut Ketua
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Temukan Aroma Elegan HINT Noble Extrait De Parfum
- Jelang Nataru 2024/2025, ASDP Pastikan Fasilitas dan Layanan Prima di Lintasan Merak-Bakauheni
- Le Minerale Kembali jadi Official Mineral Water di Ajang Golf Indonesian Masters 2024
- Pertamina Patra Niaga Kenalkan Pertamina One Solution di ADIPEC 2024
- PHI Segera Luncurkan Serentak 10 Hotel di Jawa Tengah
- Pameran Alat Pancing Terbesar di Indonesia IFTE 2024 Kembali Hadir di Mall of Indonesia