Gaya Kepemimpinan Tenang, Dunia Usaha Senang
Senin, 27 Juli 2009 – 06:16 WIB
PRESIDEN baru sudah resmi terpilih. Gaya kepemimpinannya pun sudah lama kita tahu. Kalau toh masih ada pertanyaan: mungkinkah gaya asli SBY itu akan berubah? Kemungkinan pertama: tidak berubah. Itu bukan lagi sekadar gaya, tapi sudah karakternya. Bisa jadi SBY berpendapat bahwa apa yang dia miliki itu sudah benar. Untuk apa lagi harus berubah. Buktinya, rakyat menyenangi dan memilihnya. Bagaimana dengan berubahnya posisi wakil presiden dari Jusuf Kalla ke Boediono? Adakah berpengaruh pada gaya kepemimpinan nasional? Hampir dipastikan tidak. Bahkan, mestinya, nuansa kepemimpinan nasional akan lebih adem-ayem, kurang berwarna, dan jauh dari kejutan-kejutan.
Kemungkinan kedua: SBY berubah. Gencarnya kampanye JK yang mencitrakan SBY itu lambat dan peragu mungkin saja dia renungkan dalam-dalam dan siapa tahu kemudian dia diam-diam setuju bahwa negeri ini memerlukan percepatan pembangunan. Tapi, kemungkinan ini sangat kecil terjadi, mengingat dia sendiri selalu mengatakan untuk apa cepat tapi keliru. Ingat reaksi dia yang sangat cepat setelah meletusnya bom JW Marriott dan Ritz-Carlton?
Baca Juga:
Walhasil, kita sudah bisa menarik kesimpulan bahwa kita akan memasuki situasi lima tahun ke depan kurang lebih sama dengan apa yang sudah kita alami selama ini. Ini ada baiknya juga agar kita tidak perlu terkaget-kaget menghadapi perubahan.
Baca Juga: