Gaya Kepemimpinan Tenang, Dunia Usaha Senang

Gaya Kepemimpinan Tenang, Dunia Usaha Senang
Gaya Kepemimpinan Tenang, Dunia Usaha Senang
Mengait-ngaitkan bom itu dengan SBY sebenarnya terlalu dicari-cari. Kategorinya hanya rumor, desas-desus, dan bahkan bisa cenderung fitnah. Tapi, seperti juga tsunami, kita juga berharap bom Marriott dan Ritz-Carlton bisa membawa berkah yang lain: terbongkarnya seluruh jaringan terorisme di Indonesia.

 

Dengan gambaran-gambaran internal dan eksternal seperti itu, adakah dalam lima tahun ke depan Indonesia maju pesat? Ataukah hanya akan "sekadar" cukup maju? Atau bahkan akan mundur?

 

Kalau mundur, sudah pasti tidak. Kematangan bangsa Indonesia sudah sampai pada tingkat tidak mau lagi mundur. Siapa pun presiden yang terpilih. Proses demokrasi yang keras telah menciptakan situasi bahwa orang tidak boleh lagi tidak maju. Pilihannya tinggal "maju pesat" dan "cukup maju" saja.

 

Agar tidak terjadi kekecewaan yang meluas, sebaiknya semua orang menyiapkan mental bahwa Indonesia akan "cukup maju" saja. Jangan terlalu berharap bahwa Indonesia akan "maju pesat". Harus kita syukuri bahwa "cukup maju" adalah satu keberuntungan yang hebat. Kalau ternyata Indonesia bisa "maju pesat", anggap saja kita semua mendapat "bonus". Dengan demikian, kita bisa hidup lebih bahagia. Sebab, menurut pendapat saya, bahagia adalah "apa yang kita dapatkan lebih baik dari yang kita harapkan".

 

PRESIDEN baru sudah resmi terpilih. Gaya kepemimpinannya pun sudah lama kita tahu. Kalau toh masih ada pertanyaan: mungkinkah gaya asli SBY itu akan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News