Gaya Obama Tangani Aset-Aset Warisan
Rabu, 25 Maret 2009 – 06:56 WIB
Krugman menilai, seharusnya tata kelola keuangan di pasar modal dibereskan dulu. Kalau tidak, ketika ekonomi membaik, akan terjadi krisis lagi. Krugman tetap memuji cara yang dilakukan Swedia (ketika Swedia krisis pada 1980-an) dulu adalah yang terbaik.
Ada juga keraguan apakah pihak swasta sudah tertarik dengan skema Obama itu. Salah satu yang menyebabkan swasta ragu adalah jangan-jangan pemerintah kelak membuat berbagai peraturan yang merugikan manajemen perusahaan yang membeli asset warisan tersebut.
Mereka mengambil contoh dihebohkannya pembagian bonus kepada para direktur dan manajer AIG senilai USD 170 juta (Rp 2 triliun) baru-baru ini. Obama -dan rakyat- marah besar. Mengapa pada masa krisis seperti ini, dan AIG menerima bantuan penyelamatan dari uang rakyat yang amat besar, masih juga tega mengeluarkan uang sebesar itu untuk bonus tahunan.
Pihak AIG menilai, bonus itu harus dibayarkan sebagai dengan konsekuensi atas kontrak yang sudah ditandatangani dulu. Kalau tidak, AIG bisa diperkarakan sebagai perusahaan yang mengingkari kontrak. Sebaliknya, Obama tidak kekurangan akal. Dengan dukungan DPR, Obama mengegolkan UU khusus untuk memajaki penerima bonus tersebut 95 persen! Dengan demikian, logikanya, biarpun AIG memberikan bonus besar, bonus tersebut 95 persen jatuh lagi kepada negara.