Gaya Politik Jakarta Tak Bisa Untuk Pilkada Jabar
Kamis, 25 Oktober 2012 – 16:34 WIB
"Dengan geografi yang begitu luas, tentu memerlukan sebuah mesin politik yang kuat dari sisi jaringan, baik partai, maupun jejaring lainnya, seperti relawan dan LSM. Dan itu butuh dana yang kuat,"katanya.
Oleh karena itu untuk pilgub Jabar, parpol menurut Husin, harus benar-benar selektif. Dan harus benar-benar memerhatikan segala aspek yang ada. Mulai dari popularitas, kompetensi, integritas dan pengalaman.
"Karena itu, bila ada tokoh yang popularitasnya belum tinggi, riskan juga. Minimal popularitas itu 65 persen. Sebab tingginya popularitas belum tentu berbanding lurus dengan tingkat kesukaan apalagi, tingkat elektabilitas,"katanya.
Pencitraan lewat media massa saja menurutnya, tidak cukup. Hal ini mengingat geografis yang cukup luas. Dan lagi masyarakat Jabar juga mayoritas belum melek informasi.
JAKARTA-Gaya politik di Jakarta tidak bisa diterapkan dalam pemilihan gubernur Jawa Barat. Karena secara kultur budaya, etnik maupun
BERITA TERKAIT
- Abdul Wahid-SF Hariyanto Didukung 4 Cawako Pekanbaru karena Programnya Sejalan
- Strategi Jitu & Popularitas Tinggi, Agung-Markarius Diprediksi Menang di Pilkada Pekanbaru
- Debat Perdana Pilgub Jatim, Hendy Setiono Nilai Khofifah-Emil Kuasai Tema
- Khofifah Pilihan Kiai NU & Dinilai Berhasil Menguatkan Persaudaraan Warga Jatim
- Irwan Demokrat Optimistis AHY Bakal Sukses Pimpin Kemenko Baru di Pemerintahan Prabowo
- LSI Denny JA Sayangkan Pencatutan Nama & Manipulasi Data Soal Survei Steven Kandouw