Gayuh Gagal Bawa Singkong Rebus ke Jakarta
Jumat, 11 April 2014 – 05:04 WIB
Tantangan selanjutnya adalah pohon tebu dengan tinggi lebih dari 2 meter yang terhampar luas di kanan dan kiri jalan. Dulu, kalau malam, menurut warga, tempat tersebut jarang dilalui. Selain karena angker dekat makam, sering terjadi tindak kriminal. Baru setelah hampir 4 kilometer berjalan, terlihat rumah-rumah penduduk sederhana yang cukup membuat setiap orang yang lewat merasa lega menemukan tanda-tanda kehidupan.
Di permukiman itulah orang tua Gayuh tinggal. Ayah Gayuh, Jaimin, sehari-hari menjadi buruh tani; sedangkan ibunya, Dami, menjadi pedagang kelontong. Di rumah itu ada pula kakak kandung Gayuh yang menjadi guru SD.
Mencari rumah Gayuh terasa mudah sejak dia terlibat dalam pembuatan film Sepatu Dahlan. "Namanya di desa, Mas. Ketika satu hal terjadi pada warganya, pasti dalam hitungan menit sudah tersebar," ungkap Jaimin.
Sembari mengelap peluh di wajah, Jaimin yang baru pulang nandur jagung bercerita tentang keberhasilan anaknya bermain film. Sebagai petani yang tidak mengenyam pendidikan tinggi, dirinya pasrah saja saat sekolah meminta izin mengikutsertakan anaknya bermain film. "Kalau itu dirasa baik, ya pasti baik. Wong saya ini ya ndak tahu apa-apa," katanya.
Mulai Kamis (10/4) film Sepatu Dahlan tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia. Diangkat berdasar kisah nyata masa kecil Menteri BUMN Dahlan Iskan,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408