Gayus, Sosok Paling Ngotot di Sidang Pajak
Makelar Kasus Pajak Rp25 Miliar
Selasa, 30 Maret 2010 – 14:24 WIB
JAKARTA- Kasubag persidangan Pengadilan Pajak, M Adnan Abdullah punya gambaran tersendiri tentang sosok Gayus Tambunan, miliarder muda yang melarikan diri ke Singapura itu. Adnan Abdullah memandang Gayus Tambunan sebagai figur yang muda, baik, ramah dan santun. Sekilas memandang akan memberikan kesan lulusan DIII STAN jurusan Akuntansi ini adalah sosok pendiam. Namun saat mewakili Direktorat Jenderal Pajak di sidang Pengadilan Pajak, barulah kesan pendiam berubah menjadi sosok yang pintar dan tegas. "Kode etiknya kan demikian. Jadi setiap ada kasus yang melibatkan Ditjen Pajak sebagai tergugat, maka Gayus mewakili dan datang dengan membawa surat tugas. Saya beberapa kali menemuinya di sidang-sidang mewakili Ditjen Pajak," kata Adnan.
"Secara pribadi saya tak pernah mengenalnya. Saya hanya tahu beberapa kali sidang, Gayus mewakili Ditjen Pajak sebagai pihak terbanding. Dia salah seorang yang paling ngotot di persidangan yang pernah saya temui. Orangnya baik, cerdas dan sangat baik. Di luar sidang, saya tidak pernah bekerjasama dengannya," kata Adnan pada wartawan, Selasa (30/3) di kantor Pengadilan Pajak.
Baca Juga:
Sesuai dengan proses sidang yang ditangani pihak pengadilan pajak, Adnan mengatakan kedatangan Gayus tidak ada kaitannya dengan internal di pengadilan pajak. Artinya, selama proses perkara berlangsung, Gayus dikatakan tidak memiliki akses untuk menemui hakim dan pihak-pihak yang terkait dengan perkara.
Baca Juga:
JAKARTA- Kasubag persidangan Pengadilan Pajak, M Adnan Abdullah punya gambaran tersendiri tentang sosok Gayus Tambunan, miliarder muda yang melarikan
BERITA TERKAIT
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan