Gaza Rock

Oleh: Dahlan Iskan

Gaza Rock
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Maka MER-C pun harus membangun RS dengan ukuran besar pula: bangunannya 9.000 m2.

Mulailah dibuatkan desain. Ada alumni arsitektur ITS Surabaya yang jadi sukarelawan. Ir Rizal Syarifuddin.

Ide Rizal bagus sekali. Rumah sakit itu dia bentuk segi enam. Seperti bangunan Dome of Rock di kompleks Masjid Al Aqsha. Sekilas juga tampak seperti bangunan kementerian pertahanan Amerika Serikat, Pentagon. Bedanya, Anda sudah tahu, Pentagon bersegi delapan.

Sampai tahap ini MER-C belum punya uang. Maka pengurus melakukan road show ke media-media di Jakarta: Republika, Rakyat Merdeka, dan stasiun televisi. Sambutan dari media: dingin. Tidak jadi berita keesokan harinya.

Cara lain pun mulai dijajaki: lewat masjid-masjid. "Saya sendiri sampai minta untuk bisa khotbah salat Jumat di Plaza Indonesia," ujar dokter Ben.

"Padahal, saya jarang sekali khotbah" tambahnya. "Mungkin itu khotbah ketiga saya," katanya.

Mulailah dapat uang sedikit-sedikit. Lalu MER-C berani mengadakan tender konstruksi. Baru kerangkanya saja. Untuk M&E, finishing, dan peralatannya belum dipikirkan.

Sistem pengerjaannya: kontraktor membangun kerangka dulu. Kalau sudah mencapai sekian persen baru dilakukan pembayaran.

Waktu muncul gagasan membangun RS Indonesia di Gaza itu sebenarnya belum tahu dari mana uangnya. Begitulah umumnya masjid dibangun. Di mana-mana. MER-C...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News