Gaza Rock

Oleh: Dahlan Iskan

Gaza Rock
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

"Kalau caranya begini, tidak akan bisa dapat uang banyak," ujar si penting.

Ternyata si penting adalah eksekutif puncak Plaza Indonesia saat itu. Si penting pun lantas menelepon seseorang. Temannya. Bos di Metro TV.

"Orang ini harus kamu bantu," ujar si penting di teleponnya.

Keesokan harinya dokter Ben diminta ke Metro TV. Rundingan. MER-C pun mendapat bantuan iklan yang gencar. Juga bantuan pembukaan nomor rekening sumbangan.

Beriringan dengan itu, Israel melakukan gempuran ke Palestina. "Sumbangan mengalir seperti bah," ujar dokter Ben mengenang.

Saya sendiri lupa apakah waktu itu ikut menyumbang, tetapi rasanya banyak di antara Anda yang mengirim uang ke rekening MER-C saat itu.

"MER-C itu sangat amanah," ujar Mohamad Ba'agil, seorang insinyur teknik sipil yang saya temui kapan itu. Dia lulusan Sekolah Tinggi Teknik di Jakarta. Lalu ambil S-2 teknik sipil di Jerman. Dia sering ke Gaza. Ke Syria. Ke Lebanon. Ke Iran.

Mohamad orang yang ikut me-review desain rumah sakit MER-C di Gaza. "MER-C sangat hemat dalam menggunakan uang donasi," kata Mohamad yang ketika lahir diberi nama Khomeini.

Waktu muncul gagasan membangun RS Indonesia di Gaza itu sebenarnya belum tahu dari mana uangnya. Begitulah umumnya masjid dibangun. Di mana-mana. MER-C...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News