Gaza Rock
Oleh: Dahlan Iskan
"Saya lihat tidak ada petugas MER-C yang tinggal di hotel berbintang. Uang saku mereka juga sangat minim. Jauh dengan lembaga serupa yang lain yang saya tahu," kata Mohamad.
Kepercayaan tersebut membuahkan hasil. Sumbangan terus mengalir. Kontraktor berhasil dibayar. Bahkan, juga untuk pekerjaan berikutnya: M&E, finishing, dan peralatan medis.
"Akhirnya pinjaman ke konglomerat itu tidak jadi kami lanjutkan," ujar dokter Ben.
"Apakah ada satu pihak atau satu orang yang menyumbang di atas Rp 1 miliar?"
"Tidak ada," ujar dokter Ben. "RS Indonesia di Gaza ini benar-benar dibangun oleh umat Islam Indonesia," katanya.
Kita memang kaum semut. Akan tetapi karena jumlah semutnya ratusan juta bisa mengangkat nama Indonesia di Gaza. (*)
Waktu muncul gagasan membangun RS Indonesia di Gaza itu sebenarnya belum tahu dari mana uangnya. Begitulah umumnya masjid dibangun. Di mana-mana. MER-C...
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi