Gbagbo Rancang Perkosaan Massal
Tuduhan Alassane Ouattara, Presiden yang Diakui Dunia
Jumat, 07 Januari 2011 – 12:18 WIB
PARIS - Setelah dua kali gagal membujuk Presiden Laurent Gbagbo mundur, manuver politikpun digunakan untuk mendesak sang incumbent mundur. Presiden pemenang pemilu yang diakui internasional Alassane Ouattara mengungkapkan bahwa rivalnya telah merekrut tentara bayaran dari Liberia untuk melakukan pembunuhan serta perkosaan terhadap para pendukungnya.
"Tangan Gbagbo penuh bergelimang darah," ujar Ouattara yang menuai dukungan dunia kepada radio Europe 1, Prancis, dalam sebuah wawancara di dalam hotel tempat pemerintahan bayangan dikendalikan. "Banyak rakyat Pantai Gading yang dibunuh oleh tentara bayaran dan milisi Gbagbo. Sudah 200 orang tewas dan lebih dari seribu lainnya menjadi korban perkosaan serta luka-luka," paparnya.
Baca Juga:
"Tentu kami punya bukti (atas dugaan tersebut). PBB serta organisasi HAM internasional juga melihat adanya pembantaian, pembunuhan, dan menunjuk tentara bayaran serta milisi yang direkrut Gbagbo sebagai pelakunya," tambahnya.
Ahli HAM PBB, pekan lalu mengkhawatirkan meluasnya kekerasan pasca pemilu bisa menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan. "Sudah menulis surat kepada Sekjen PBB (Ban Ki Moon) untuk meminta Pengadilan Kejahatan Internasional mengirimkan penyidik ke Pantai Gading. Dan saya diberi tahu bahwa mereka akan mengirimkan tim dalam beberapa hari ini," tandas Ouattara.
PARIS - Setelah dua kali gagal membujuk Presiden Laurent Gbagbo mundur, manuver politikpun digunakan untuk mendesak sang incumbent mundur. Presiden
BERITA TERKAIT
- Ukraina & Suriah Perkuat Hubungan Diplomasi Kemanusiaan di Tengah Invasi Rusia
- Gencatan Senjata Tak Berpengaruh, Tentara Israel Tetap Lakukan Pelanggaran di Lebanon
- Arab Saudi Janjikan Pelayanan Kelas Dunia untuk Jemaah Haji & Umrah
- Korsel Diguncang Skandal Politik, Korut Pamer Rudal Hipersonik
- Jerman dan Amerika Diguncang Aksi Teror, Prancis Panik
- Iran Izinkan Anak 14 Tahun Jalani Operasi Plastik demi Kecantikan