Gebrakan Risma di Jakarta Sepertinya Membuat Anies Merasa Tersinggung
jpnn.com, JAKARTA - Gebrakan-gebrakan yang dilakukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dinilai mempunyai efek dua sisi.
Menurut pengamat politik Ujang Komarudin, di satu sisi melahirkan efek positif, masyarakat menilai langkah yang diambil sangat tepat.
Sementara di sisi lain, juga tak bisa dipungkiri melahirkan efek negatif, di mana ada sebagian masyarakat yang menilai gebrakannya hanya sebuah langkah pencitraan, demi elektabilitas.
"Saya kira blusukan itu memang gaya dia. Namun, di DKI Jakarta sepertinya menjadi kontraproduktif," ujar Ujang kepada jpnn.com, Senin (18/1).
Dosen di Universitas Al Azhar Indonesia ini menilai kontraproduktif, karena saat turun ke bawah Risma tidak berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang dipimpin Gubernur Anies Baswedan.
"Akibatnya, Anies saya kira merasa tersinggung, lalu kemudian muncul saling bully di media sosial antara yang mendukung Risma dengan yang mendukung Anies," ucapnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini memprediksi, langkah Risma rajin turun ke bawah menyapa tuna wisma, dinilai positif oleh masyarakat terutama yang berasal dari kelompok menengah ke bawah.
Namun untuk kalangan menengah ke atas, apa yang dilakukan Risma kemungkinan dinilai sebagai pencitraan demi elektabilitas.
Gebrakan-gebrakan yang dilakukan Mensos Tri Rismaharini sebagai pencitraan demi elektabilitas?
- Mensos & Presiden HI Serahkan 200 Kunci Rumah kepada Penyintas Gempa Cianjur
- Kampung Nelayan Sejahtera Beri Harapan Baru Bagi Warga Terdampak Rob
- Gus Ipul Pastikan Kebutuhan Dasar Warga Miskin Terpenuhi
- Sampit Bantul
- Kedekatan Anies-Ahok Simbol Perlawanan ke Pemerintah hingga Sinyal Oposisi
- Kepala BPS Temui Mensos Saifullah Yusuf, Koordinasi soal Satu Data Tunggal