Gedung Putih Tahu Teror di Benghazi
Kamis, 25 Oktober 2012 – 07:48 WIB
WASHINGTON – Insiden serangan atau teror terhadap gedung Konsulat Amerika Serikat (AS) di Kota Benghazi, Libya, pada 11 September lalu terus menjadi pemberitaan utama di negeri adidaya tersebut. Rabu (24/10) beredar luas informasi bahwa para pejabat Gedung Putih (kantor presiden dan pemerintahan AS di Washington DC) maupun Departemen Luar Negeri dan Biro Penyelidik Federal (FBI) mengetahui teror tersebut. Bocornya surat elektronik itu memunculkan pertanyaan tentang adanya kesan kebingungan pada sebagian instansi pemerintahan Presiden Barack Obama untuk menentukan latar belakang serta pelaku serangan tersebut.
Dua jam setelah penyerangan yang menewaskan Duta Besar (Dubes) AS untuk Libya Christopher Stevens dan tiga staf Kedubes, Gedung Putih dan Deplu mendapatkan informasi soal teror tersebut melalui surat elektronik (e-mail). Isi e-mail itu menyebutkan bahwa kelompok militan Libya Ansar al-Sharia mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Baca Juga:
Surat elektronik tersebut bocor ke sejumlah kantor berita asing. Salah satunya dikirim melalui alamat e-mail Deplu AS kepada sejumlah lembaga terkait. Isinya menyebutkan mengenai klaim Ansar al-Sharia di laman Facebook dan Twitter.
Baca Juga:
WASHINGTON – Insiden serangan atau teror terhadap gedung Konsulat Amerika Serikat (AS) di Kota Benghazi, Libya, pada 11 September lalu terus
BERITA TERKAIT
- Bertemu Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan RI Dukung Penguatan Pasukan Perdamaian di Palestina
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Presiden Prabowo Mengungkapkan Kerinduannya
- Prabowo: Indonesia Dukung Energi Terbarukan & Pengurangan Emisi Karbon
- Prabowo Bertemu Sekjen PBB di Brasil, Ini yang Dibahas
- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Ikut Nobar Laga Indonesia vs Jepang