Gedung Putih Tuding Korut di Belakang Serangan Wannacry
jpnn.com, WASHINGTON - Penasihat Keamanan Gedung Putih Tom Bossert menuding Korea Utara berada di balik serangan ransomware Wannacry yang sempat menghebohkan dunia pertengahan tahun ini.
Ini adalah pertama kalinya seorang pejabat AS menyalahkan negara lain secara resmi atas virus komputer.
"Serangan tersebut sangat meluas dan merugikan miliaran dolar. Korea Utara beranggung jawab secara langsung," tulis Bossert dalam artikelnya di Wall Street Journal, sebagaimana dilansir BBC, Selasa, (19/12).
Wannacry menyerang 300 ribu komputer di 150 negara pada 12-15 Mei lalu. Di Indonesia, Rumah Sakit Dharmais jadi salah satu korban virus ransomware ini.
Bossert mengatakan, tuduhan tersebut berdasarkan bukti yang ada. "Korut bertindak sangat buruk, tidak terkendali, selama lebih dari satu dekade. Perilaku jahatnya semakin mengerikan, serangan WannaCry tak pandang bulu," tulis Bossert.
Pemerintah AS mengaku telah mengidentifikasi entitas hacker yang dikenal sebagai Lazarus Group. Mereka bekerja atas nama Pemerintah Korut, melakukan serangan WannaCry.
Lazarus Group diyakini sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan hacker ke Sony Pictures Entertainment tahun 2014. Serangan itu menghancurkan file, membocorkan komunikasi korporat secara online, dan menyebabkan lengsernya beberapa eksekutif top.
Ini bukan pertama kalinya negara pimpinan Kim Jong-un dituding sebaga dalang, atau setidaknya terlibat, serangan Wannacry. Sebelumnya, Inggris dan Microsoft juga menyebut ada afiliasi antara Pemerintah Korut dengan pelaku serangan tersebut.
Penasihat Keamanan Gedung Putih Tom Bossert menuding Korea Utara berada di balik serangan ransomware Wannacry yang sempat menghebohkan dunia
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Medali Debat
- Prabowo Bertemu Joe Biden, Bahas Situasi di Gaza