Gedung Putih Tuding Media Punya Rencana Gulingkan Trump
Beberapa pakar politik AS menyoroti komposisi kabinet Trump yang seluruhnya adalah orang Republik. Apalagi, mereka yang ditempatkan di posisi esensial berhubungan dengan Rusia. Salah satunya adalah Michael Flynn yang menjabat penasihat keamanan dalam negeri. Kemarin mantan jenderal itu menjalani pemeriksaan intelijen tentang kedekatannya dengan para pejabat Kremlin.
Sayangnya, Wall Street Journal yang kali pertama memberitakan pemeriksaan Flynn tidak punya keterangan lebih lanjut tentang kasus tersebut. ’’Tidak ada informasi tentang hasil pemeriksaan atau status pemeriksaan tersebut. Apakah masih berlangsung atau tidak,’’ ujar media AS tersebut.
Flynn dikabarkan menerima sejumlah uang dari media Rusia, RT, untuk hadir dalam jamuan makan malam resmi di Kota Moskow tahun lalu. Saat itu dia duduk semeja dengan Presiden Vladimir Putin. Selain tudingan tersebut, Flynn disebut-sebut berkomunikasi intensif dengan Duta Besar Rusia untuk AS Sergey Kislyak menjelang dijatuhkannya sanksi kepada Moskow oleh Obama beberapa waktu lalu.
Tentang Flynn, Gedung Putih menjelaskan bahwa ajudan Trump itu hanya mengucapkan selamat Natal kepada Kislyak. Komunikasi dua pejabat pemerintah tersebut, menurut Sean Spicer, berada dalam level yang wajar. Namun, karena Trump memiliki hubungan mesra dengan Putin dan berjanji merekatkan kembali hubungan dua negara di bawah pemerintahannya, segala isu tentang Rusia pun selalu menjadi sorotan media.
Hingga kemarin, Trump tetap berselisih dengan media. Pemilik Trump Tower itu menganggap media sengaja berkonspirasi untuk menjatuhkan pemerintahannya. ’’Saya rasa, media berambisi menggulingkan presiden kami dan kami tidak akan duduk diam menyaksikan semua itu terjadi. Kami akan melawan sekuat tenaga,’’ tegas Kepala Staf Gedung Putih Reince Priebus kepada Fox News.
Trump yang menyebut media melakukan penipuan publik karena melaporkan jumlah massa pelantikan yang jauh lebih sedikit daripada estimasinya menyatakan perang terbuka dengan media. Bahkan, dia akan menuntut media-media yang dianggapnya berbohong secara hukum. ’’Media harus bertanggung jawab,’’ kata Trump sebagaimana disampaikan Spicer.
Kemarin, di tengah perseteruan Trump dan media, Kellyanne Conway muncul dengan kontroversi baru. Penasihat khusus pemerintah yang juga mantan komentator politik di media itu mengungkapkan bahwa Trump dan media selalu berselisih karena faktor fakta. Menurut dia, suami Melania Knauss tersebut hadir dengan fakta alternatif saat berbicara tentang massa pelantikan. Media hanya memberitakan fakta.
’’Fakta alternatif bukan fakta. Itu kebohongan,’’ tegas Chuck Todd kepada Conway dalam program NBC Meet the Press. Tetapi, perempuan 50 tahun tersebut malah menyebut Todd terlalu mendramatisasi kalimatnya. Frank Sesno, direktur jurusan media dan humas George Washington University, menegaskan bahwa kampusnya sama sekali tidak mengajarkan fakta alternatif kepada mahasiswanya.
Agenda kerja 100 hari pertama Presiden AS Donald Trump mulai bergulir. Meski kabinetnya belum juga siap, Trump sudah meneken sejumlah legislasi.
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Medali Debat
- Pemerintahan Sederhana