Gedung Putih Yakin Senat Akan Menyelamatkan Donald Trump
jpnn.com, JAKARTA - Gedung Putih optimistis Senat Amerika Serikat akan menyelamatkan Donald Trump dari rekor memalukan, yakni jadi presiden pertama yang lengser karena dimakzulkan.
Pernyataan tersebut keluar setelah DPR AS menyetujui pemakzulan presiden yang diusung Partai Republik itu.
"Hari ini menandai salah satu episode politik paling memalukan dalam sejarah bangsa kami. Tanpa mendapat suara dari Republik, dan tanpa menghadirkan bukti kesalahan, Demokrat mendorong pasal tidak sah soal pemakzulan terhadap presiden melalui DPR," kata juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham melalui pernyataan, Rabu (18/12) waktu setempat.
Lewat pemungutan suara, DPR AS menyatakan Trump bersalah menyalahgunakan kekuasaan dan menghalang-halangi penyelidikan oleh Kongres. Meski begitu, agar sah, pemakzulan tersebut harus disetujui oleh dua pertiga dari 100 anggota Senat AS, yang kini dikuasai Republik.
Demokrat membutuhkan sedikitnya 20 suara dari senator Republik untuk mengegolkan pemakzulan. Melihat hasil pemungutan suara di DPR, di mana seluruh anggota Republik kompak mendukung Trump, kecil kemungkinan itu bisa terjadi.
"Presiden yakin Senat akan mengembalikan ketertiban, keadilan serta proses yang wajar, yang semuanya diabaikan begitu saja dalam proses di DPR. Trump siap dengan langkah selanjutnya dan yakin bahwa ia sepenuhnya tak bersalah," katanya.
Selama 243 tahun sejarah Amerika Serikat, DPR telah tiga kali menyetujui pemakzulan. Dua upaya pemakzulan sebelum ini berakhir kandas di Senat. (ant/dil/jpnn)
Gedung Putih optimistis Senat Amerika Serikat akan menyelamatkan Donald Trump dari rekor memalukan, yakni jadi presiden pertama yang lengser karena dimakzulkan.
Redaktur & Reporter : Adil
- Presiden Prabowo Bertemu Joe Biden di Gedung Putih, Ini yang Dibahas
- Paspampres Amerika Usut Dugaan Pesta Narkoba di Gedung Putih
- Paspampres AS Temukan Serbuk Kokain di Dekat Kantor Joe Biden
- Remehkan Erdogan, AS Sebut Finlandia dan Swedia Segera Gabung NATO
- Kapan Rusia Akan Menyerbu Ukraina? Jawaban Gedung Putih Kurang Meyakinkan
- Gedung Putih: Taliban Tidak Pantas Dihormati