Gegara Buruknya Komunikasi BP Batam, Rakyat dan Polisi Jadi Korban, Sungguh Terlalu
jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Kajian Strategis Kepolisian (Lemkapi) setuju dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut penyebab bentrokan dalam relokasi di Pulau Rempang, Batam, disebabkan karena komunikasi yang kurang baik antara BP Batam dengan masyarakat.
"Kami sesali pendekatan BP Batam yang kurang maksimal," kata Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Hasibuan dalam keterangannya, Rabu (13/9).
Buruknya komunikasi BP Batam itu mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
"Sebagai dampak bentrokan ini, aparat keamanan dan masyarakatlah yang jadi korban," kata dia.
Edi menyampaikan setiap kali pembebasan lahan di berbagai tempat, kerap kali yang jadi korban adalah polisi dan masyarakat. Polisi selalu dibenturkan dengan masyarakat.
Pada satu pihak polisi sebagai penjaga keamanan, melindungi keselamatan jiwa, dan harta benda masyarakat. Namun di sisi lainnya, polisi juga sebagai penanggung jawab pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (Harkamtibmas).
"Bagi kami ini sebuah dilema dalam menjalankan tugas kepolisian sebagai pelayan, pengayom, dan pelindung masyarakat," kata Edi.
Oleh karena itu, Edi menilai polisi sudah bekerja keras menjalankan tugasnya dengan maksimal. Polisi juga harus ikut jadi korban bersama masyarakat.
Menurut Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Hasibuan, buruknya komunikasi BP Batam itu mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Usut Tuntas Kasus Penembakan Polisi di Solok Selatan: Menunggu Implementasi Revolusi Mental Polri
- Kasatreskrim Ditembak Kabag Ops di Sumbar, Kadiv Propam Bilang Begini
- Namanya Dicatut Oknum Wartawan di Sejumlah Daerah, Edi Lemkapi Bakal Lapor Polisi
- 5 Berita Terpopuler: Terungkap Kriteria Honorer dapat Afirmasi di Seleksi PPPK, Silakan Lapor ke Sini jika Ada Kekurangan
- Heboh Polisi Tembak Polisi di Sumbar, Perintah Kapolri Tegas!