Gegara Corona, Metode Pertemuan Guru dengan Mendikbud Berubah

Gegara Corona, Metode Pertemuan Guru dengan Mendikbud Berubah
Nadiem Makarim. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memutuskan untuk mengubah format Forum Organisasi Penggerak yang dilaksanakan Selasa (10/3), dari metode tatap langsung menjadi daring melalui media sosial.

Keputusan ini diambil seiring peningkatan jumlah pasien positif COVID-19 sekaligus melaksanakan anjuran protokol pemerintah mengenai perlunya menghindari kegiatan yang mengumpulkan banyak orang.

Plt. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Supriano menjelaskan perubahan format Forum Organisasi Penggerak penting dilakukan sebagai langkah pencegahan meluasnya sebaran COVID-19. Hingga Senin (9/3), jumlah pasien positif COVID-19 mencapai 19 orang. Naik dibandingkan hari sebelumnya sebanyak enam orang. 

“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang timbul. Namun demikian kami tetap mengajak seluruh organisasi kemasyarakatan yang selama ini berkiprah nyata di bidang pendidikan, bergabung mewujudkan Sekolah Penggerak dan bergabung dalam Forum Organisasi Penggerak secara daring,” kata Supriano di Jakarta, Senin (9/3).

Supriano menjelaskan dalam format secara daring, Forum Organisasi Penggerak akan dilakukan melalui live streaming kanal Youtube Kemendikbud. Live streaming akan dilaksanakan pada waktu yang sama, Selasa (10/3) mulai pukul 09.00 - 15.00 WIB. Adapun tautan Youtube yang dapat diakses adalah: http://bit.ly/ForumOrganisasiPenggerak.  

Seluruh pertanyaan terkait program tetap dapat disampaikan secara daring dalam kegiatan tersebut. Sementara informasi dan pertanyaan lebih lanjut dapat disampaikan melalui laman sekolah.penggerak@kemdikbud.go.id. 

Program Organisasi Penggerak diharapkan membantu menginisiasi Sekolah Penggerak yang idealnya memiliki empat komponen. Pertama, kepala sekolah memahami proses pembelajaran siswa dan mampu mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar. Kedua, guru berpihak kepada anak dan mengajar sesuai tahap perkembangan siswa. 

Ketiga, siswa menjadi senang belajar, berakhlak mulia, kritis, kreatif, dan kolaboratif (gotong royong). Keempat, terwujudnya Komunitas Penggerak yang terdiri dari orang tua, tokoh, serta organisasi kemasyarakatan yang diharapkan dapat menyokong sekolah meningkatkan kualitas belajar siswa.

“Kemendikbud mendorong ribuan Sekolah Penggerak dapat menggerakkan sekolah lain di dalam ekosistemnya sehingga menjadi penggerak selanjutnya,” terang Supriano.

Supriano menjelaskan Program Organisasi Penggerak melibatkan sejumlah organisasi kemasyarakatan dan relawan pendidikan dengan rekam jejak baik dalam implementasi program pelatihan guru dan kepala sekolah. Berbagai model pelatihan yang terbukti efektif meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa diharapkan turut mendorong kualitas guru dan kepala sekolah. 

Organisasi yang terpilih akan menyelenggarakan program rintisan peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah di bidang literasi dan numerasi selama dua tahun ajaran, yaitu tahun 2020 hingga 2022 pada jenjang PAUD, SD, dan SMP. Pada periode ini, Program Organisasi Penggerak akan meningkatkan kompetensi 50.000 guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan di 5.000 PAUD, SD dan SMP.(esy/jpnn)

Program Organisasi Penggerak diharapkan membantu menginisiasi Sekolah Penggerak yang idealnya memiliki empat komponen.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News