Gegara Corona, Pencapaian Ekonomi 6 Tahun Terakhir Terbuang Sia-Sia

jpnn.com, MADRID - Spanyol mulai memasuki resesi ekonomi setelah nilai Produk Domestik Bruto (PDB) turun sampai 18,5 persen pada Kuartal II 2020.
Situasi itu disebabkan salah satunya oleh kebijakan karantina ketat yang diberlakukan pemerintah untuk menekan penyebaran COVID-19.
Namun, langkah itu justru menghapus seluruh upaya pemerintah memulihkan ekonomi dari krisis dalam enam tahun terakhir.
Sejumlah pengamat sebelumnya memperkirakan PDB akan turun sampai 16,6 persen. Namun, nilai PDB yang anjlok sampai 5,2 persen pada Kuartal I 2020 menyebabkan Spanyol memasuki resesi terparahnya.
Pertumbuhan ekonomi Spanyol melambat sampai 22,1 persen (year-on-year) atau turun 4,1 persen dari kuartal sebelumnya.
Sektor belanja domestik jadi penyumbang utama perlambatan tersebut ditambah oleh turunnya investasi dan nilai ekspor.
Perekonomian Spanyol sempat tumbuh dalam 24 kuartal berturut-turut sampai akhirnya melambat pada Kuartal I 2020. Padahal, perekonomian Spanyol baru akan pulih dari krisis keuangan 2008.
Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi akan melambat sampai 9,2 persen pada 2020. Prediksi itu melampaui angka pertumbuhan yang juga anjlok akibat krisis keuangan 2008-2013. Namun, otoritas setempat berharap ekonomi akan kembali bertumbuh 6,8 persen pada 2021.
Gegara virus corona, sejumlah negara dengan ekonomi yang tadinya melaju kencang kini dilanda resesi
- Menteri ESDM: Mudik 2025 Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- Sekda Sumsel Pimpin Rapat Persiapan Program Mencetak 100.00 Sultan Muda
- MahakaX Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Inovasi di Industri Media Digital Kreatif
- Ekonom Sebut Danantara hingga RUU TNI Jadi Penyebab IHSG Anjlok
- Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Target Berat, tetapi Tidak Mustahil
- KISI Asset Management Raih 5 Piagam Penghargaan