Gegara Kapal Selam, Kerja Sama Australia-Uni Eropa Terancam Karam

jpnn.com, BRUSSEL - Menteri Perdagangan Australia Dan Tehan pada Jumat mengatakan bahwa pembicaraan dengan Uni Eropa (EU) mengenai kesepakatan perdagangan telah ditunda.
Penundaan disebabkan perselisihan yang memanas terkait keputusan pemerintah Australia membatalkan kesepakatan pembuatan kapal selam senilai 40 miliar dolar AS (sekitar Rp662,51 triliun) dengan Prancis.
Australia pada September membatalkan kesepakatan dengan perusahaan kontraktor pertahanan Prancis Naval Group untuk membangun armada kapal selam konvensional.
Sebaliknya, Australia akan membangun setidaknya delapan kapal selam bertenaga nuklir dengan menggunakan teknologi Amerika Serikat dan Inggris setelah mencapai kemitraan keamanan trilateral (AUKUS) dengan kedua negara tersebut.
Pembatalan kesepakatan itu membuat marah Prancis, yang menuduh Australia dan Amerika Serikat menikamnya dari belakang. Selanjutnya, pemerintah Prancis menarik duta besarnya dari Canberra dan Washington.
Sebagai solidaritas dengan Prancis, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mempertanyakan apakah EU dapat mencapai kesepakatan perdagangan dengan Australia.
Pada Jumat, Mendag Australia Dan Tehan menolak untuk mengomentari dampak dari pembatalan kesepakatan kapal selam itu terhadap penundaan pembicaraan kesepakatan perdagangan dengan EU.
Namun, dia mengonfirmasi putaran ke-12 pembicaraan yang dijadwalkan pada 12 Oktober ditunda selama sebulan.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mempertanyakan apakah Uni Eropa dapat mencapai kesepakatan perdagangan dengan Australia.
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Pemerintah Australia Umumkan Anggaran Baru, Ada Kaitannya dengan Migrasi
- Terungkapnya Tindakan Kekerasan di Sejumlah Pusat Penitipan Anak di Australia
- Kabar Australia: Gaji AU$ 100.000 Belum Tentu Cukup untuk Sewa Rumah
- Bagaimana Peluang Timnas Indonesia Lulus Piala Dunia 2026 Seusai Dihajar Australia?
- Timnas Indonesia Kalah Terlalu Banyak, Kluivert: Kami Tak Pernah Menundukkan Kepala