Gegara Pandemi dan Perang, Harga Kebutuhan Pokok di Seluruh Dunia Meroket
Di Australia harga selada menjadi bahan perbincangan, karena naik tajam. Namun ternyata di negara-negara lain harga kebutuhan pokok sehari-hari juga melonjak tajam dalam beberapa bulan terakhir.
Kenaikan harga ini sekarang disebut-sebut sebagai fenomena global dan beberapa pengamat ekonomi mengatakan kenaikan harga masih akan berlanjut.
Berikut ini dampak kenaikan harga di beberapa kota yang selama ini sudah menjadi kota-kota termahal di dunia.
Hidup di hotel di Hong Kong
Di Hong Kong, Yifan Jin memilih tinggal di hotel di dekat tempat kerjanya dibandingkan menyewa apartemen.
Perempuan berusia 26 tahun tersebut membayar sekitar HK$12 ribu (sekitar Rp22 juta) per bulan untuk tinggal di hotel tersebut, biaya yang sama mungkin tidak akan membuatnya bisa menyewa apartemen yang lumayan nyaman.
"Untuk HK$12 ribu, saya mungkin akan mendapat apartemen di gedung tua, dengan toilet yang rusak, kaca jendela yang tipis, dan berbagai persoalan lain," kata Jin kepada ABC.
Jin menggambarkan dirinya sendiri sebagai 'pengelana di Hong Kong', istilah bagi mereka yang lahir di daratan Tiongkok namun tinggal di Hong Kong.
Dia mengatakan kebanyakan mereka yang seperti dirinya menghabiskan 30 persen dari gaji untuk sewa tempat tinggal, yang membuat hidup lebih susah sekarang ini karena kebutuhan hidup yang terus meningkat.
Di Australia harga selada menjadi bahan perbincangan. Di Hong Kong, Yifan Jin memilih tinggal di hotel di dekat tempat kerjanya dibandingkan menyewa apartemen.
- Ini Tanggapan Warga Indonesia di Amerika Setelah Pelantikan Presiden Trump
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Sesumbar Telah Memulai Zaman Keemasan Amerika Serikat
- Keputusan Meta Berhenti Bekerja Sama Dengan Tim Pengecek Fakta Dianggap Berisiko
- Dunia Hari Ini: Sandera Israel dan Palestina Dibebaskan Setelah 15 Bulan Perang di Jalur Gaza
- Warga Indonesia di Los Angeles Harus Mengungsi Akibat Kebakaran
- Dunia Hari Ini: Sutradara Terkemuka David Lynch Tutup Usia