Geger Bisnis Tes PCR, Anak Buah Ungkap Kronologis Keterlibatan Luhut Binsar
Pendistribusiannya berkat lobi sana sini dari Kemenlu, Kementerian BUMN, dan berbagai pihak lain yang dilakukan untuk meminta Roche agar barang yang sudah dipesan tidak di rebut negara lain.
"Karena kita mendengar ada 1 negara timur tengah yang sudah menyediakan 100 juta dolar dan bersedia membayar cash di depan untuk membeli alat-alat PCR yang tersedia di pasar saat itu," ujar dia.
Namun, setelah alat datang Indonesia masih menunggu reagen PCR-nya datang. Awal Mei 2020 reagennya kemudian baru datang.
"Masalah belum selesai, para laboraturium itu kemudian juga menyampaikan bahwa mereka butuh VTM (Viral Transport Medium). Saya tanya ke mereka barang apapula itu. Mereka menjelaskan bahwa VTM ini adalah alat untuk menampung hasil swab yang akan mendeaktifkan virusnya sebelum kemudian bisa dilakukan ekstraksi RNA," kata dia.
Kemudian, Seto juga mencarikan berbagai perlengkapan dan memastikan pemeriksaan PCR di masa pandemi Covid-19 bisa dilakukan dengan cepat.
"Namun, karena proses ekstraksinya masih manual, masing-masing lab paling hanya bisa melakukan 100-200 test per hari. Jauh dari target yang kita minta yaitu 700-1000 tes per hari," tegas Seto. (mcr10/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Septian Hario Seto membeberkan kronologis keterlibatan Luhur Binsar dalam penyediaan tes PCR.
Redaktur & Reporter : Elvi Robia
- Kinerja BUMN Melesat di Tahun Ini, Dividen Tercapai 100% Senilai Rp 85,5 Triliun
- Kementerian BUMN Setorkan Dividen ke Negara Rp 85,5 Triliun, Optimistis Meningkat 2025
- Saham TLKM Anjlok, Telkom Butuh Penyegaran & Strategi Baru
- Warning dari Erick Thohir Setelah Timnas Indonesia Menghancurkan Arab Saudi
- Pertamina Eco RunFest 2024: Carbon Neutral Event untuk Kampanye Sustainable Living
- Diikuti 12.300 Pelari, Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar