Gejala Deindustrialisasi Makin Nyata, Legislator Minta Jokowi Bertindak
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menilai gejala deindustrialisasi dini sangat berbahaya dan harus dihentikan. Sebab, jika tidak petumbuhan ekonomi di atas lima persen akan sulit terwujud.
Legislator PKS itu juga menilai tim ekonomi Kabinet Joko Widodo lemah, sehingga kinerjanya cenderung turun dibanding pemerintahan sebelumnya.
World Bank (1994) dalam Jalilian dan Weiss (2000) menyebutkan deindustrialisasi adalah penurunan tidak sementara kontribusi sektor manufaktur yang dapat menurunkan efisiensi ekonomi dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi berjalan lebih lambat.
"Kalau ini terjadi akan mustahil kita dapat lepas dari jebakan sebagai negara berpenghasilan menengah (midle income trap), apalagi menjadi negara maju. Jangan mimpi," ujar Mulyanto, seperti dikutip, di Jakarta, Kamis (8/2).
Mulyanto mengingatkan agar Pemerintahan Jokowi jangan terlena dan bangga dengan program hilirisasi setengah hati dengan nilai tambah rendah.
Ekspor produk hilirisasi seperti Fero Nikel dan NPI tersebut harus segera dihentikan.
"Ini hanya memboroskan sumber daya nikel kita saja," ujar Mulyanto.
Menurutnya, hilirisasi cuma sebuah awalan bukan tujuan, karena yang harus digenjot adalah industrialisasi di segala bidang. Industri harus menjadi penggerak utama (prime mover) roda pembangunan.
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menilai gejala deindustrialisasi dini sangat berbahaya dan harus dihentikan.
- Asia School of Business Siap Cetak Calon Pemimpin Bisnis Indonesia
- Airlangga & Delegasi Canada-ASEAN CABC Sepakat Perkuat Kerja Sama Ekonomi
- Ajudan Pastikan Rekaman Suara Mirip Jokowi Hoaks
- Kinerja Inflasi Terlihat, Direktur INDEF Sebut Kenaikan PPN Harus Ditunda
- Kanwil Bea Cukai Jakarta Terbitkan 2 Izin Kawasan Berikat dalam Sehari
- Effendi Simbolon Dipecat dari PDIP Gegara Membangkang & Temui Jokowi Saat Pilkada 2024